Raden Dewi Sartika Pendiri Sekolah Perempuan Pertama di Zaman Hindia Belanda

Loading

Raden Dewi Sartika Pendiri Sekolah Perempuan Pertama di Zaman Hindia Belanda

Sejak kecil, Raden Dewi Sartika memang sudah mendambakan kemajuan bagi kaum perempuan seperti dirinya.

Pada 1902, di belakang rumah ibunya, Raden Dewi Sartika mulai mengajarkan berbagai keterampilan pada gadis-gadis di sekitarnya.

Misalnya, keterampilan merenda, memasak, menjahit, membaca, dan menulis.

Pada 1904, setelah melalui perjuangan yang sulit, akhirnya Raden Dewi Sartika berhasil memperoleh izin mendirikan sekolah perempuan pertama di Hindia Belanda.

Sekolah itu dikenal dengan nama “Sakola Kautamaan Istri”.

Pada tahun 1920, hampir di tiap kabupaten di Jawa Barat memiliki ‘Sakola Kautamaan Istri”.

Sekolah itu kemudian berganti nama menjadi “Sakola Raden Dewi”.

Karena jasanya tersebut, kemudian Raden Dewi Sartika dianugerahi penghargaan bintang perak oleh pemerintah Belanda.

Lahir : Cicalengka, Jawa Barat, 4 Desember 1884
Wafat: Tasikmalaya, 11 September 1947

(Nurul Ihsan)

Quiz: Pahlawan Wanita Indonesia – Raden Dewi Sartika

Halo! Saya telah menyusun 15 soal pilihan ganda tentang Raden Dewi Sartika, pahlawan wanita asal Jawa Barat dengan fokus pada fakta unik dan perjuangan beliau yang mungkin belum banyak diketahui. Setiap soal dilengkapi dengan jawaban dan pembahasan ilmiah.

Soal 1

Raden Dewi Sartika lahir pada tanggal dan tahun berapa?
A. 4 Desember 1884
B. 4 Desember 1882
C. 4 Desember 1880
D. 4 Desember 1886

Jawaban: A. 4 Desember 1884

Pembahasan: Raden Dewi Sartika dilahirkan pada tanggal 4 Desember 1884 di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Beliau adalah putri dari pasangan Raden Somanagara (seorang patih Bandung) dan R.A. Rajapermas. Tanggal kelahirannya menjadi momen penting dalam sejarah pendidikan Indonesia, karena kelak beliau menjadi pelopor pendidikan bagi perempuan pribumi di era kolonial Belanda.

Soal 2

Apa nama sekolah pertama yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika?
A. Sekolah Istri
B. Sekolah Kautamaan Istri
C. Sakola Kautamaan Istri
D. Sakola Istri

Jawaban: D. Sakola Istri

Pembahasan: Sekolah pertama yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika bernama “Sakola Istri” yang dalam bahasa Sunda berarti “Sekolah Perempuan”. Sekolah ini didirikan pada tanggal 16 Januari 1904 di Pendopo Kabupaten Bandung. Awalnya sekolah ini hanya memiliki 20 murid perempuan. Pada tahun 1910, nama sekolah tersebut diubah menjadi “Sakola Kautamaan Istri” yang berarti “Sekolah Keunggulan/Keutamaan Perempuan”. Fakta ini menunjukkan konsistensi Dewi Sartika dalam menggunakan bahasa lokal (Sunda) untuk nama sekolahnya.

Soal 3

Faktor apa yang menjadi latar belakang utama Raden Dewi Sartika mendirikan sekolah untuk perempuan?
A. Keinginan menjadi guru terkenal
B. Keprihatinan terhadap ketidaksetaraan pendidikan antara laki-laki dan perempuan
C. Perintah dari pemerintah kolonial Belanda
D. Memenuhi permintaan keluarga bangsawan

Jawaban: B. Keprihatinan terhadap ketidaksetaraan pendidikan antara laki-laki dan perempuan

Pembahasan: Pada masa kolonial, akses pendidikan bagi perempuan pribumi sangat terbatas. Raden Dewi Sartika merasa prihatin melihat kondisi ketidaksetaraan ini, di mana perempuan hanya diajarkan keterampilan domestik tanpa pengetahuan yang lebih luas. Beliau meyakini bahwa perempuan seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, tidak hanya untuk mengurus rumah tangga, tetapi juga untuk berkontribusi dalam masyarakat. Semangat emansipasi inilah yang mendorong Dewi Sartika untuk mendirikan sekolah khusus perempuan, meskipun menghadapi berbagai tantangan sosial dan budaya pada masa itu.

Soal 4

Apa penyebab ayah Raden Dewi Sartika diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda?
A. Terlibat dalam pemberontakan melawan Belanda
B. Menolak membayar pajak
C. Melawan aturan pemerintah kolonial
D. Membantu gerakan kemerdekaan Indonesia

Jawaban: A. Terlibat dalam pemberontakan melawan Belanda

Pembahasan: Ayah Raden Dewi Sartika, Raden Somanagara yang menjabat sebagai Patih Bandung, diasingkan ke Ternate karena dituduh terlibat dalam pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Peristiwa ini terjadi ketika Dewi Sartika masih kecil. Pengasingan ini menjadi pukulan berat bagi keluarganya dan mengubah kondisi ekonomi mereka. Meski demikian, pengalaman hidup ini justru membentuk karakter Dewi Sartika menjadi pribadi yang kuat dan memiliki semangat perjuangan melawan ketidakadilan. Hal ini merupakan latar belakang penting yang sering terlewatkan dalam pembahasan mengenai motivasi perjuangan Dewi Sartika.

Baca juga:  Profil Nabi Idris AS: Lahir, Usia, Wafat, Keluarga, Keistimewaan, dan Mukjizat

Soal 5

Siapa tokoh yang memberi dukungan besar kepada Raden Dewi Sartika dalam mendirikan Sakola Istri?
A. Bupati R.A.A. Martanagara
B. Gubernur Jenderal Hindia Belanda
C. K.F. Holle
D. Kartini

Jawaban: A. Bupati R.A.A. Martanagara

Pembahasan: Bupati R.A.A. Martanagara adalah tokoh yang memberikan dukungan signifikan bagi perjuangan Raden Dewi Sartika. Beliau yang menjabat sebagai Bupati Bandung (1893-1918) memberikan izin penggunaan pendopo Kabupaten Bandung sebagai lokasi pertama Sakola Istri pada tahun 1904. Dukungan dari pejabat pribumi ini sangat penting mengingat pada masa itu mendirikan sekolah untuk perempuan masih dianggap kontroversial dalam masyarakat. Tanpa dukungan dari R.A.A. Martanagara, mungkin Dewi Sartika akan menghadapi hambatan lebih besar dalam mewujudkan cita-citanya memajukan pendidikan perempuan pribumi.

Soal 6

Selain membaca dan menulis, keterampilan apa yang diajarkan di Sakola Istri?
A. Bahasa Belanda dan matematika tingkat tinggi
B. Keterampilan rumah tangga, menjahit, dan membatik
C. Ilmu bela diri dan strategi perang
D. Musik klasik dan seni lukis

Jawaban: B. Keterampilan rumah tangga, menjahit, dan membatik

Pembahasan: Sakola Istri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika tidak hanya mengajarkan keterampilan akademis seperti membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum sekolah ini mencakup keterampilan rumah tangga, menjahit, membatik, memasak, etika, kesehatan, dan kesenian. Pendekatan pendidikan yang holistik ini merupakan terobosan penting karena Dewi Sartika berhasil menggabungkan pendidikan modern dengan nilai-nilai budaya lokal. Strategi ini juga membantu Dewi Sartika dalam mendapatkan dukungan dari masyarakat yang awalnya skeptis terhadap pendidikan perempuan.

Soal 7

Apa gelar kehormatan yang diberikan kepada Raden Dewi Sartika oleh pemerintah Indonesia?
A. Pahlawan Nasional
B. Pahlawan Kemerdekaan Nasional
C. Pahlawan Pendidikan Nasional
D. Pahlawan Revolusi

Jawaban: A. Pahlawan Nasional

Pembahasan: Raden Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 252 pada tanggal 1 Desember 1966. Penganugerahan gelar ini merupakan pengakuan atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam memajukan pendidikan perempuan Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Dewi Sartika menjadi salah satu dari sedikit perempuan yang memperoleh gelar Pahlawan Nasional, yang menunjukkan besarnya kontribusi beliau dalam sejarah pendidikan dan emansipasi perempuan di Indonesia.

Soal 8

Apa nama panggilan masa kecil Raden Dewi Sartika?
A. Dewi
B. Sartika
C. Uwi
D. Cicih

Jawaban: C. Uwi

Pembahasan: Meskipun dikenal sebagai Dewi Sartika, nama panggilan masa kecil Raden Dewi Sartika adalah “Uwi.” Fakta unik ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas. Panggilan “Uwi” berasal dari bahasa Sunda yang merupakan bahasa daerah di Jawa Barat, tempat kelahiran beliau. Penggunaan nama panggilan ini menunjukkan kuatnya pengaruh budaya Sunda dalam kehidupan Dewi Sartika. Nama panggilan ini digunakan oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya selama masa kecilnya sebelum beliau dikenal luas sebagai pendidik dan pejuang perempuan.

Soal 9

Siapa mentor Raden Dewi Sartika yang sangat mempengaruhi pemikiran pendidikannya?
A. Ibu Raden
B. Kartini
C. Nyi Raden Apih
D. Kyai Haji Ahmad Dahlan

Jawaban: C. Nyi Raden Apih

Pembahasan: Nyi Raden Apih adalah nenek Dewi Sartika yang menjadi mentor utama dalam pembentukan pemikiran pendidikannya. Setelah ayahnya diasingkan, Dewi Sartika tinggal bersama neneknya yang bekerja di lingkungan Kabupaten Bandung. Di bawah asuhan neneknya, Dewi Sartika belajar berbagai keterampilan dan etika kehidupan. Nyi Raden Apih juga yang mengenalkan Dewi Sartika pada pentingnya pendidikan dan kemandirian bagi perempuan. Pengaruh neneknya ini membentuk visi Dewi Sartika tentang pendidikan perempuan yang kemudian diwujudkannya melalui Sakola Istri. Fakta tentang peran penting Nyi Raden Apih ini seringkali tidak terlalu disorot dalam sejarah perjuangan Dewi Sartika.

Baca juga:  Usman Bin Haji Mohammad Ali, Pahlawan Indonesia yang Dihukum Gantung Pemerintah Singapura

Soal 10

Pada tahun berapa Sakola Istri berubah nama menjadi Sakola Kautamaan Istri?
A. 1906
B. 1908
C. 1910
D. 1912

Jawaban: C. 1910

Pembahasan: Pada tahun 1910, Sakola Istri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika mengalami perubahan nama menjadi Sakola Kautamaan Istri. Perubahan nama ini mencerminkan perkembangan visi pendidikan Dewi Sartika yang semakin matang. Kata “Kautamaan” (keunggulan/keutamaan) menunjukkan aspirasi Dewi Sartika untuk tidak sekadar memberikan pendidikan dasar bagi perempuan, tetapi juga mendorong mereka untuk mencapai keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan nama ini juga menandai fase ekspansi sekolah tersebut, yang mulai mendirikan cabang-cabang di berbagai wilayah di Jawa Barat.

Soal 11

Bagaimana cara Raden Dewi Sartika belajar menulis dan membaca pada masa kecilnya?
A. Sekolah formal di HIS (Hollandsch-Inlandsche School)
B. Diajari oleh guru privat
C. Belajar secara diam-diam dengan mengintip kelas anak-anak Belanda
D. Autodidak dengan buku-buku peninggalan ayahnya

Jawaban: C. Belajar secara diam-diam dengan mengintip kelas anak-anak Belanda

Pembahasan: Salah satu fakta unik tentang Raden Dewi Sartika adalah cara beliau memperoleh pendidikan awalnya. Karena perempuan pribumi saat itu sangat terbatas aksesnya ke pendidikan formal, Dewi Sartika belajar membaca dan menulis dengan cara mengintip secara diam-diam kelas-kelas yang diselenggarakan untuk anak-anak Belanda di sekitar rumahnya. Metode pembelajaran yang tidak konvensional ini menunjukkan tekad luar biasa dan hasrat belajar yang kuat dari Dewi Sartika sejak usia dini. Pengalaman ini juga yang kemudian menginspirasi beliau untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan pribumi agar tidak perlu mengalami kesulitan yang sama seperti yang dialaminya.

Soal 12

Berapa umur Raden Dewi Sartika ketika mendirikan Sakola Istri?
A. 16 tahun
B. 18 tahun
C. 20 tahun
D. 22 tahun

Jawaban: C. 20 tahun

Pembahasan: Raden Dewi Sartika mendirikan Sakola Istri pada tanggal 16 Januari 1904 ketika beliau berusia 20 tahun. Ini merupakan prestasi luar biasa mengingat usianya yang masih sangat muda dan kondisi sosial budaya saat itu yang kurang mendukung inisiatif pendidikan bagi perempuan. Di usia yang relatif muda, Dewi Sartika telah memiliki visi pendidikan yang jelas dan keberanian untuk mewujudkannya meski harus melawan arus. Fakta ini menunjukkan kematangan pemikiran dan keteguhan hati Dewi Sartika dalam memperjuangkan hal yang diyakininya benar, meskipun pada masa itu.

Soal 13

Siapa suami Raden Dewi Sartika?
A. Raden Kanduruan Agah Suriawinata
B. Raden Demang Suriadiredja
C. Raden Adipati Aria Muharam Wiranatakusumah
D. Raden Suryalaga

Jawaban: A. Raden Kanduruan Agah Suriawinata

Pembahasan: Raden Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, seorang guru di Kweekschool (Sekolah Guru). Pernikahan mereka menjadi contoh hubungan yang sangat progresif untuk zamannya, karena Agah Suriawinata adalah sosok suami yang sangat mendukung perjuangan Dewi Sartika dalam memajukan pendidikan perempuan. Beliau tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga terlibat aktif dalam pengelolaan sekolah yang didirikan Dewi Sartika. Kerja sama dan dukungan dari suaminya ini menjadi faktor penting yang memungkinkan Dewi Sartika dapat terus berkiprah dalam dunia pendidikan bahkan setelah menikah, sesuatu yang tidak lazim pada masa itu.

Soal 14

Peristiwa tragis apa yang dialami Raden Dewi Sartika menjelang akhir hayatnya?
A. Terkena wabah penyakit
B. Ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda
C. Kehilangan semua harta bendanya saat Perang Dunia II
D. Mengungsi akibat Perang Kemerdekaan dan meninggal dalam pengungsian

Baca juga:  Mohammad Natsir Dibebaskan dari Tahanan Politik tanpa Proses Persidangan

Jawaban: D. Mengungsi akibat Perang Kemerdekaan dan meninggal dalam pengungsian

Pembahasan: Menjelang akhir hayatnya, Raden Dewi Sartika mengalami peristiwa tragis. Saat terjadi Agresi Militer Belanda II, beliau terpaksa mengungsi dari Bandung ke Garut untuk menyelamatkan diri. Dalam kondisi pengungsian yang serba kekurangan dan penuh tekanan, kesehatan Dewi Sartika menurun drastis hingga akhirnya beliau meninggal dunia pada tanggal 11 September 1947 di usia 62 tahun. Beliau dimakamkan di Desa Randukurung, Cibungur, Garut. Kisah akhir hidup Dewi Sartika ini menggambarkan perjuangan dan pengorbanannya yang tidak pernah berhenti hingga saat-saat terakhir kehidupannya, bahkan di tengah kekacauan perang kemerdekaan.

Soal 15

Berapa jumlah cabang Sakola Kautamaan Istri yang berhasil didirikan hingga tahun 1920?
A. 9 cabang
B. 12 cabang
C. 15 cabang
D. 18 cabang

Jawaban: C. 15 cabang

Pembahasan: Kesuksesan Raden Dewi Sartika dalam mengembangkan pendidikan perempuan terlihat dari ekspansi Sakola Kautamaan Istri yang pesat. Hingga tahun 1920, beliau berhasil mendirikan 15 cabang sekolah yang tersebar di berbagai kota di Jawa Barat seperti Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Ciamis, Sumedang, dan kota-kota lainnya. Pencapaian ini luar biasa mengingat keterbatasan sumber daya dan tantangan sosial budaya pada masa itu. Ekspansi sekolah ini menunjukkan keberhasilan konsep pendidikan yang digagas oleh Dewi Sartika serta penerimaan masyarakat yang semakin positif terhadap pentingnya pendidikan bagi perempuan. Setiap cabang sekolah ini kemudian menjadi pusat penyebaran gagasan emansipasi dan kemajuan bagi perempuan pribumi di daerah masing-masing.


Quiz ini telah disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber sejarah terpercaya tentang Raden Dewi Sartika. Selain menguji pengetahuan tentang profil dasar beliau, quiz ini juga mengangkat fakta-fakta unik dan aspek perjuangan Dewi Sartika yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

  • Donasi terbaik ke norek: Bank Syariah Mandiri (BSI): 7113717337 an. Yayasan Sebaca Indonesia.
  • Infokan judul/paket ebook, alamat email, dan bukti transfer donasi ke WA 0815 6148 165.
  • 1 x 24 jam file ebook PDF diemailkan ke alamat email donatur.
  • Donasi digunakan sepenuhnya untuk operasional dan pembuatan konten ebook anak Program Sosial Edukasi Cerdas Literasi Gerakan Indonesia Berbagi Buku Anak Digital di ebookanak.com
download ebook pdf 100 pahlawan nusantara
  • Kode Ebook PDF: 014
  • File PDF: Download by email
  • Donasi: Rp 30/Rp 50 ribu/Rp 100 ribu/ nominal lain
  • Seri: Pengetahuan
  • Judul: 100 Pahlawan Nusantara
  • Penulis: Kak Nurul Ihsan
  • Ilustrator: Uci Ahmad Sanusi
  • Ukuran: 21 x 28 cm
  • Isi: Full colour
  • Tebal: iii + 53 hlm
  • Penerbit: Cikal Aksara
  • ISBN: 602-8526-34-7
Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah kekalkan-hartamu-dengan-donasi-sedekah-jariyah-di-sini-2.jpg

Kak Nurul Ihsan adalah Kreator 500 buku anak, Founder www.ebookanak.com, dan ketua Yayasan Sebaca Indonesia yang sudah berkarya di bidang penerbitan buku anak sejak 1991 hingga sekarang bersama tim kreatif CBM Studio Bandung. Selain sebagai penulis, komikus, ilustrator, desainer, dan pegiat literasi, saat ini Kak Nurul Ihsan juga menjadi inisiator Program Sosial Edukasi Cerdas Literasi dalam Gerakan Indonesia Berbudi: Berbagi Buku Anak Digital di www.ebookanak.com. Profil dan karya buku Kak Nurul Ihsan dan tim CBM Studio dapat dilihat di sini.

Donasi sedekah jariyah Sahabat Literasi yang diberikan sungguh sangat berarti bagi jutaan anak di Indonesia dan global untuk bisa membaca buku anak digital berkualitas dan edukatif secara gratis!

Mari bantu terus kami dengan 3D: Doa, Dedikasi, dan Donasi sedekah jariyah untuk ikut merintis, membangun, dan mengembangkan ebookanak.com menjadi media bacaan digital anak free online terbesar dan terbaik di Asia yang bermanfaat bagi umat dan menjadi kebanggaan Indonesia.

Terimakasih dan Salam Indonesia Cerdas Literasi. (Kak Nurul Ihsan Founder ebookanak.com & Penulis 500 Buku Anak)

Donasi Sedekah Jariyah KLIK DI SINI.

Sumber dan Kontributor
Penerbit Cikal Aksara
Jl. H. Montong No. 57 Ciganjur Jagakarsa
Jakarta Selatan 12630 Indonesia
021-788 830 30
Faks: 021 727 0996
www.cikalaksara.com

Cloud Hosting Partner:
PT Dewaweb
AKR Tower 16th Floor
Jl. Panjang no.5, Kebon Jeruk
Jakarta 11530
Email: sales@dewaweb.com
Phone: (021) 2212-4702
Mobile: 0813-1888-4702
www.dewaweb.com

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!
juz amma for kids perkata_11zon