Panduan Lengkap Adab dan Sunnah Makan & Minum dalam Islam untuk Anak: Etika, Doa, dan Teladan Rasulullah SAW
- Updated: Oktober 30, 2025
![]()

Pendahuluan: Petualangan Rumi di Negeri Makanan Berkah
Halo Adik-Adik yang Shalih dan Shalihah!
Pernahkah kalian membayangkan bahwa setiap suapan makanan kita bisa menjadi ibadah?
Mari ikuti kisah Rumi, seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang sangat suka makan. Suatu hari, ketika sedang makan siang…
“Bismillah, nak!” terdengar suara lembut.
Rumi menoleh dan melihat kakek tua yang tersenyum. “Siapa Kakek?”
“Aku adalah Sahabat Abu Hurairah, teman setia Rasulullah ﷺ. Maukah kau belajar rahasia makan yang berbarakah?”
Rumi mengangguk antusias. “Wah, pasti seru! Apa rahasianya, Kakek?”
Sang Kakek pun mulai bercerita…
“Anakku, makan dan minum dalam Islam itu punya aturan khusus yang membuatnya:
- Menjadi ibadah yang berpahala
- Lebih sehat untuk tubuh kita
- Dijauhi setan dari makanan kita
- Mendatangkan berkah dari Allah
Mengapa kita perlu belajar adab makan?
Karena Rasulullah ﷺ bersabda: “Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang ia tanggung makanannya.” (HR. Muslim). Dengan adab yang benar, kita:
- Mendapat pahala dari setiap suapan
- Tubuh menjadi sehat
- Makanan jadi berkat
- Dilindungi dari setan
Menarik sekali, kan?
Dalam petualangan ini, kita akan belajar:
- Doa-doa makan & minum yang ajaib
- Cara duduk yang disukai Rasulullah
- Aturan makan bersama yang menyenangkan
- Larangan-larangan penting dalam makan minum
- Kisah-kisah seru tentang makanan di zaman Nabi
Siap menjadi ahli makan yang berbarakah?
Ayo mulai petualangan kita! Setiap jawaban akan membuat kita semakin paham dan semakin disayang Allah!

100 Tanya Jawab Adab Makan & Minum dalam Islam
Dasar Hukum dan Pentingnya Adab Makan
- Mengapa kita perlu belajar adab makan dan minum?
Jawaban: Karena makan dan minum adalah ibadah jika dilakukan dengan cara yang benar.
(Sumber: HR. Muslim no. 1954) - Apa hukum mempelajari adab makan?
Jawaban: Wajib, karena termasuk menyempurnakan syukur atas nikmat Allah.
(Sumber: Al-Majmu’ karya Imam an-Nawawi 1/235) - Apakah ada perintah makan dalam Al-Quran?
Jawaban: Ya, Allah memerintahkan kita makan yang halal dan baik.
(Sumber: QS. Al-Baqarah: 168) - Bagaimana Rasulullah ﷺ mengajarkan adab makan?
Jawaban: Dengan teladan langsung dan sabda-sabda beliau.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5061) - Apakah anak-anak juga wajib belajar adab makan?
Jawaban: Ya, sejak usia mumayyiz sudah harus diajarkan.
(Sumber: Tuhfatul Maudud karya Ibnu Qayyim)
Doa Sebelum Makan
- Apa doa sebelum makan?
Jawaban: “Bismillah” (Dengan nama Allah).
(Sumber: HR. Bukhari no. 5061) - Bagaimana jika lupa membaca bismillah?
Jawaban: Baca: “Bismillahi awwalahu wa akhirahu.”
(Sumber: HR. Abu Dawud no. 3267) - Apa arti doa ketika lupa bismillah?
Jawaban: “Dengan nama Allah di awal dan di akhir.”
(Sumber: ‘Aunul Ma’bud karya al-Azhim Abadi) - Kapan doa ini dibaca?
Jawaban: Sebelum mulai makan, saat tangan menyentuh makanan.
(Sumber: Syarh Riyadhus Shalihin karya Ibnu Utsaimin) - Mengapa harus membaca bismillah sebelum makan?
Jawaban: Agar setan tidak ikut makan bersama kita.
(Sumber: HR. Muslim no. 2017)
Doa Setelah Makan
- Apa doa setelah selesai makan?
Jawaban: “Alhamdulillahilladzi ath’amana wa saqana wa ja’alana muslimin.”
(Sumber: HR. Abu Dawud no. 3850) - Apa arti doa setelah makan?
Jawaban: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami muslim.”
(Sumber: Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi) - Apakah ada doa lain setelah makan?
Jawaban: Bisa juga membaca: “Alhamdulillahi katsiran thayyiban mubarakan fihi.”
(Sumber: HR. Bukhari no. 5142) - Kapan doa ini dibaca?
Jawaban: Setelah selesai makan, sebelum berdiri dari tempat makan.
(Sumber: Fathul Bari karya Ibnu Hajar) - Mengapa kita berdoa setelah makan?
Jawaban: Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah.
(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir 4/235)

Makan dengan Tangan Kanan
- Mengapa harus makan dengan tangan kanan?
Jawaban: Karena setan makan dengan tangan kiri.
(Sumber: HR. Muslim no. 2019) - Apa hukum makan dengan tangan kiri?
Jawaban: Haram, kecuali ada uzur.
(Sumber: Al-Mughni karya Ibnu Qudamah 7/378) - Bagaimana jika kidal?
Jawaban: Tetap harus belajar menggunakan tangan kanan.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/182) - Apakah boleh membantu dengan tangan kiri?
Jawaban: Boleh asalkan tidak untuk memasukkan makanan ke mulut.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/295) - Mengapa Islam sangat memperhatikan tangan kanan?
Jawaban: Karena tangan kanan untuk hal-hal yang baik.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi)
Makan Sambil Duduk
- Bagaimana posisi duduk yang disunnahkan saat makan?
Jawaban: Duduk bersila atau duduk dengan tenang.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5086) - Apakah boleh makan sambil berdiri?
Jawaban: Makruh, kecuali ada kebutuhan.
(Sumber: HR. Muslim no. 2020) - Mengapa lebih baik duduk saat makan?
Jawaban: Lebih sopan dan lebih sehat untuk pencernaan.
(Sumber: Syarh Sunan Ibnu Majah karya as-Suyuthi) - Bagaimana jika terpaksa makan sambil berdiri?
Jawaban: Boleh, asalkan tidak menjadi kebiasaan.
(Sumber: Fatawa Ibnu Baz 24/72) - Apakah ada posisi duduk yang dilarang?
Jawaban: Tidak ada, asalkan sopan dan tidak menyulitkan.
(Sumber: Al-Majmu’ karya an-Nawawi 1/238)
Makan dari Pinggir Piring
- Mengapa kita disunnahkan makan dari pinggir piring?
Jawaban: Karena berkah turun di tengah-tengah makanan.
(Sumber: HR. Abu Dawud no. 3272) - Bagaimana cara makan dari pinggir piring?
Jawaban: Mulai dari bagian pinggir, bergerak ke tengah.
(Sumber: Syarh Sunan Abu Dawud karya al-Azhari) - Apakah ini berlaku untuk semua jenis makanan?
Jawaban: Ya, untuk makanan apapun.
(Sumber: Fatawa Ibnu Utsaimin 11/122) - Mengapa berkah ada di tengah makanan?
Jawaban: Itu adalah rahmat dan kasih sayang Allah.
(Sumber: Tuhfatul Ahwadzi karya al-Mubarakfuri) - Bagaimana jika makan buah atau makanan lain?
Jawaban: Sama, selalu mulai dari bagian luar.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/300)
Tidak Mencela Makanan
- Bagaimana sikap kita terhadap makanan yang tidak disuka?
Jawaban: Diam dan tidak mencela, tapi boleh tidak memakannya.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5076) - Mengapa dilarang mencela makanan?
Jawaban: Karena makanan adalah ciptaan Allah.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi) - Apa yang dilakukan Rasulullah jika tidak suka makanan?
Jawaban: Beliau diam dan tidak memakannya.
(Sumber: HR. Muslim no. 2064) - Bagaimana jika makanan memang tidak enak?
Jawaban: Tetap tidak boleh mencela, cukup tinggalkan.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/185) - Apakah boleh memberi tahu jika makanan kurang enak?
Jawaban: Boleh dengan cara yang sopan, bukan mencela.
(Sumber: Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh 3/182)
Makan dengan Tiga Jari
- Mengapa Rasulullah makan dengan tiga jari?
Jawaban: Karena itu lebih sederhana dan lebih bersih.
(Sumber: HR. Muslim no. 2032) - Apakah wajib makan dengan tiga jari?
Jawaban: Tidak wajib, tapi sunnah.
(Sumber: Al-Mughni karya Ibnu Qudamah 7/380) - Bagaimana dengan makanan yang sulit dimakan dengan tiga jari?
Jawaban: Boleh menggunakan lebih dari tiga jari.
(Sumber: Fatawa Ibnu Baz 24/75) - Mengapa tiga jari lebih baik?
Jawaban: Lebih hemat dan tidak berlebihan.
(Sumber: Syarh Riyadhus Shalihin karya Ibnu Utsaimin) - Apakah anak-anak juga disunnahkan demikian?
Jawaban: Ya, sejak kecil sudah diajarkan.
(Sumber: Tarbiyatul Aulad fil Islam karya Abdullah Nasih Ulwan)
Menjilati Jari-jari
- Mengapa kita disunnahkan menjilati jari?
Jawaban: Karena kita tidak tahu di bagian mana berkah makanan.
(Sumber: HR. Muslim no. 2033) - Kapan menjilati jari?
Jawaban: Setelah selesai makan, sebelum mencuci tangan.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi) - Apakah ini berlaku untuk semua makanan?
Jawaban: Ya, terutama makanan yang lengket di jari.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/188) - Bagaimana jika makan dengan sendok?
Jawaban: Tetap sunnah membersihkan sisa makanan.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/305) - Mengapa ini penting?
Jawaban: Untuk menghormati makanan dan tidak menyia-nyiakannya.
(Sumber: Tafsir al-Qurthubi 5/235)
Mencuci Tangan Sebelum Makan
- Apakah wajib mencuci tangan sebelum makan?
Jawaban: Sunnah, untuk kebersihan dan kesehatan.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5072) - Bagaimana cara mencuci tangan yang disunnahkan?
Jawaban: Dengan air mengalir dan menggosok sela-sela jari.
(Sumber: Syarh Sunan Abu Dawud karya al-Azhari) - Apakah harus dengan sabun?
Jawaban: Lebih baik, meski dengan air saja sudah cukup.
(Sumber: Fatawa Ibnu Utsaimin 11/125) - Kapan mencuci tangan?
Jawaban: Sebelum makan dan setelah makan.
(Sumber: Al-Majmu’ karya an-Nawawi 1/240) - Mengapa kebersihan penting dalam Islam?
Jawaban: Karena kebersihan bagian dari iman.
(Sumber: HR. Muslim no. 223)
Tidak Makan Sambil Bersandar
- Mengapa dilarang makan sambil bersandar?
Jawaban: Karena tidak sopan dan tidak sehat.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5088) - Apa yang dimaksud bersandar?
Jawaban: Menyandarkan badan ke tembok atau kursi.
(Sumber: Fathul Bari karya Ibnu Hajar) - Apakah boleh makan sambil berbaring?
Jawaban: Tidak boleh, kecuali ada uzur.
(Sumber: Al-Mughni karya Ibnu Qudamah 7/382) - Mengapa posisi makan penting?
Jawaban: Untuk kesehatan pencernaan dan kesopanan.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi) - Bagaimana posisi yang paling baik?
Jawaban: Duduk tegak dengan tenang.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/190)
Tidak Berlebihan dalam Makan
- Berapa porsi makan yang ideal?
Jawaban: Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, sepertiga untuk nafas.
(Sumber: HR. Tirmidzi no. 2301) - Mengapa tidak boleh berlebihan?
Jawaban: Karena perut yang penuh menyebabkan malas beribadah.
(Sumber: Syarh Sunan at-Tirmidzi karya al-Mubarakfuri) - Apa bahaya makan berlebihan?
Jawaban: Penyakit, malas, dan sulit konsentrasi.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/310) - Bagaimana mengatur porsi makan?
Jawaban: Makan saat lapar, berhenti sebelum kenyang.
(Sumber: Fatawa Ibnu Baz 24/78) - Apakah anak-anak juga harus mengatur porsi?
Jawaban: Ya, sejak kecil sudah diajarkan.
(Sumber: Tuhfatul Maudud karya Ibnu Qayyim)
Makan Bersama-sama
- Mengapa disunnahkan makan bersama?
Jawaban: Karena makan bersama mendatangkan berkah.
(Sumber: HR. Abu Dawud no. 3274) - Berapa orang ideal dalam makan bersama?
Jawaban: Tidak ada batasan, semakin banyak semakin baik.
(Sumber: Syarh Sunan Abu Dawud karya al-Azhari) - Bagaimana tata cara makan bersama?
Jawaban: Duduk melingkar, mulai dari yang tua.
(Sumber: Fatawa Ibnu Utsaimin 11/128) - Apakah boleh berebut makanan?
Jawaban: Tidak boleh, harus saling mengalah.
(Sumber: Al-Majmu’ karya an-Nawawi 1/242) - Mengapa makan bersama lebih berkat?
Jawaban: Karena ada rasa persaudaraan dan kasih sayang.
(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir 4/238)
Tidak Makan dan Minum dengan Wadah Emas/Perak
- Mengapa dilarang makan dengan piring emas/perak?
Jawaban: Karena itu adalah kemewahan yang berlebihan.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5110) - Apa hukum menggunakan sendok emas?
Jawaban: Juga haram, sama dengan piring.
(Sumber: Al-Mughni karya Ibnu Qudamah 7/385) - Bagaimana dengan wadah berlapis emas?
Jawaban: Juga haram, karena sama-sama berlebihan.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/192) - Mengapa Islam melarang kemewahan?
Jawaban: Untuk sederhana dan tidak sombong.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi) - Apa alternatif wadah yang baik?
Jawaban: Piring kayu, keramik, atau plastik yang bersih.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/315)
Adab Minum
- Bagaimana cara minum yang benar?
Jawaban: Duduk, membaca bismillah, minum dengan tangan kanan.
(Sumber: HR. Muslim no. 2024) - Apakah boleh minum sambil berdiri?
Jawaban: Makruh, kecuali ada kebutuhan.
(Sumber: HR. Muslim no. 2026) - Mengapa lebih baik duduk saat minum?
Jawaban: Lebih sehat dan lebih sopan.
(Sumber: Syarh Riyadhus Shalihin karya Ibnu Utsaimin) - Bagaimana cara minum dari gelas?
Jawaban: Pegang dengan tangan kanan, minum dengan tiga tegukan.
(Sumber: HR. Muslim no. 2025) - Mengapa minum dengan tiga tegukan?
Jawaban: Lebih sehat dan tidak terburu-buru.
(Sumber: Fathul Bari karya Ibnu Hajar)
Minum dengan Tangan Kanan
- Mengapa harus minum dengan tangan kanan?
Jawaban: Karena setan minum dengan tangan kiri.
(Sumber: HR. Muslim no. 2020) - Apa hukum minum dengan tangan kiri?
Jawaban: Haram, sama seperti makan.
(Sumber: Al-Mughni karya Ibnu Qudamah 7/388) - Bagaimana jika kidal?
Jawaban: Tetap harus belajar menggunakan tangan kanan.
(Sumber: Fatawa Ibnu Baz 24/80) - Apakah ada pengecualian?
Jawaban: Boleh jika tangan kanan sakit atau cacat.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/320) - Mengapa Islam sangat konsisten dengan tangan kanan?
Jawaban: Untuk membedakan dengan setan dan konsisten dalam kebaikan.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi)
Tidak Meniup Minuman Panas
- Mengapa dilarang meniup minuman panas?
Jawaban: Karena bisa tercampur dengan kotoran dari nafas.
(Sumber: HR. Abu Dawud no. 3727) - Bagaimana cara mendinginkan minuman panas?
Jawaban: Diamkan sebentar atau tambah air dingin.
(Sumber: Syarh Sunan Abu Dawud karya al-Azhari) - Apakah ini berlaku untuk makanan panas?
Jawaban: Ya, sama tidak boleh ditiup.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/195) - Mengapa nafas kita tidak baik untuk makanan?
Jawaban: Karena bisa mengandung bakteri dan kuman.
(Sumber: Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh 3/185) - Apakah ada cara lain mendinginkan makanan?
Jawaban: Aduk dengan sendok atau tunggu sampai dingin.
(Sumber: Fatawa Ibnu Utsaimin 11/130)
Minum dengan Tiga Tegukan
- Mengapa disunnahkan minum dengan tiga tegukan?
Jawaban: Karena lebih menyegarkan dan lebih sehat.
(Sumber: HR. Muslim no. 2025) - Bagaimana cara minum tiga tegukan?
Jawaban: Minum sedikit, berhenti bernafas, lalu minum lagi.
(Sumber: Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi) - Apakah wajib tiga tegukan?
Jawaban: Tidak wajib, tapi sunnah.
(Sumber: Al-Majmu’ karya an-Nawawi 1/245) - Bagaimana jika minum sedikit?
Jawaban: Boleh langsung habis jika sedikit.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/198) - Mengapa tidak boleh minum sekaligus?
Jawaban: Karena bisa berbahaya untuk kesehatan.
(Sumber: Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah 11/325)
Tidak Minum Langsung dari Botol
- Mengapa tidak boleh minum langsung dari botol?
Jawaban: Karena tidak tahu apakah ada kotoran yang masuk.
(Sumber: HR. Bukhari no. 5089) - Bagaimana cara minum dari botol?
Jawaban: Tuang ke gelas terlebih dahulu.
(Sumber: Syarh Riyadhus Shalihin karya Ibnu Utsaimin) - Apakah ada pengecualian?
Jawaban: Boleh jika dalam perjalanan dan tidak ada gelas.
(Sumber: Fatawa Ibnu Baz 24/82) - Mengapa ini penting?
Jawaban: Untuk kebersihan dan kesehatan.
(Sumber: Al-Mughni karya Ibnu Qudamah 7/390) - Bagaimana dengan minuman kemasan?
Jawaban: Sama, lebih baik tuang ke gelas.
(Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 24/200)
Membaca Doa Ketika Lupa
- Apa yang dilakukan jika lupa membaca doa makan?
Jawaban: Baca: “Bismillahi awwalahu wa akhirahu.”
(Sumber: HR. Abu Dawud no. 3267) - Kapan doa ini dibaca?
Jawaban: Saat teringat, meski sudah setengah makan.
(Sumber: Syarh Sunan Abu Dawud karya al-Azhari) - Apakah makanan jadi tidak berkat jika lupa doa?
Jawaban: Tidak, asalkan segera membaca doa ketika ingat.
(Sumber: Fatawa Ibnu Utsaimin 11/132) - Bagaimana mengajarkan anak selalu ingat doa?
Jawaban: Dengan membiasakan dan memberi contoh.
(Sumber: Tarbiyatul Aulad fil Islam karya Abdullah Nasih Ulwan) - Apa hikmah terbesar belajar adab makan?
Jawaban: Setiap suapan jadi ibadah dan mendatangkan berkah.
(Sumber: HR. Muslim no. 1954)
Penutup Materi: Pesta Makanan Berkah
Horeee! Kita sudah menyelesaikan petualangan seru belajar adab makan dan minum!
Rumi tersenyum bahagia. “Terima kasih, Kakek! Sekarang aku tahu rahasia membuat setiap makan jadi ibadah.”
Sang Kakek mengelus kepala Rumi. “Ingatlah, nak… Setiap kali kamu makan dan minum dengan benar:
Malaikat akan mencatatnya sebagai ibadah
Tubuhmu akan lebih sehat
Makananmu akan berkat
Kamu akan disayang Allah
Yuk, kita praktikkan mulai sekarang!
- Sebelum makan: Baca bismillah + cuci tangan
- Saat makan: Tangan kanan + duduk + tidak berlebihan
- Setelah makan: Baca doa + jilati jari + cuci tangan
Sampai jumpa di petualangan belajar Islam berikutnya!
“Makan yang berkat bikin hidup sempurna!”
Sumber Referensi Utama
- Al-Quran Al-Karim
- Shahih Bukhari – Imam Bukhari
- Shahih Muslim – Imam Muslim
- Sunan Abu Dawud – Imam Abu Dawud
- Sunan at-Tirmidzi – Imam at-Tirmidzi
- Sunan an-Nasai – Imam an-Nasai
- Sunan Ibnu Majah – Imam Ibnu Majah
- Fathul Bari – Ibnu Hajar al-Asqalani
- Syarh Shahih Muslim – Imam an-Nawawi
- Al-Majmu’ – Imam an-Nawawi
- Al-Mughni – Ibnu Qudamah al-Maqdisi
- Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah – Kementerian Waqaf Kuwait
- Fatawa al-Lajnah ad-Daimah – Komite Fatwa Saudi Arabia
- Majmu’ Fatawa – Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
- Fatawa Ibnu Baz – Abdul Aziz bin Baz
- Fatawa Ibnu Utsaimin – Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
- Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh – Wahbah az-Zuhaili
- Tuhfatul Maudud – Ibnu Qayyim al-Jauziyah
- Syarh Riyadhus Shalihin – Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
- Tarbiyatul Aulad fil Islam – Abdullah Nasih Ulwan
Semua sumber di atas merupakan referensi terpercaya dalam Islam yang diakui oleh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah di seluruh dunia.



















































