25 Tanya Jawab dan Pembahasan: Menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan Gembira

Loading

Puasa pada Hari Asyura
Download Ebook PDF 1001 Tanya Jawab dan Pembahasan Puasa Ramadhan Cover Belakang
Download Ebook 1001 Tanya Jawab dan Pembahasan Puasa Ramadhan

036
Tanya: Bagaimana seharusnya sikap kita ketika mengetahui bulan Ramadhan akan tiba?
Jawab: Kita seharusnya menyambutnya dengan penuh suka cita, semangat, dan rasa syukur.
Pembahasan: Rasulullah SAW selalu memberi kabar gembira kepada para sahabat dengan kedatangan Ramadhan. Beliau bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan puasa atas kalian di dalamnya…” (HR. An-Nasa’i). Kegembiraan adalah cermin dari iman.

037
Tanya: Apa yang biasa diucapkan para sahabat Nabi dan ulama ketika menyambut Ramadhan?
Jawab: Mereka saling mengucapkan doa dan tahniah (ucapan selamat), seperti “Marhaban ya Ramadhan” (Selamat datang, wahai Ramadhan) atau “Ramadhan Mubarak” (Ramadhan yang diberkati).
Pembahasan: Ucapan ini adalah bentuk kegembiraan. Imam Ahmad bin Hanbal dan ulama lainnya menyatakan disunnahkannya saling mengucapkan selamat karena Ramadhan adalah nikmat dan rahmat dari Allah.

038
Tanya: Adakah doa khusus yang diajarkan Rasulullah SAW untuk menyambut Ramadhan?
Jawab: Meskipun tidak ada doa khusus yang diriwayatkan secara langsung dari Nabi SAW dengan sanad yang shahih, para ulama menganjurkan kita untuk banyak berdoa memohon agar dapat menjumpai Ramadhan dan diberi kekuatan untuk beribadah di dalamnya.
Pembahasan: Doa yang populer di masyarakat, “Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan,” status hadisnya lemah. Namun, maknanya baik dan termasuk dalam bab berdoa secara umum. Yang terpenting adalah niat dan kesungguhan.

039
Tanya: Bagaimana cara Rasulullah SAW menunjukkan kegembiraannya menyambut Ramadhan?
Jawab: Beliau memberikan khutbah dan nasihat kepada para sahabat tentang keutamaan Ramadhan, serta memotivasi mereka untuk memperbanyak amal shalih.
Pembahasan: Sebagaimana dalam khutbah Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Salman Al-Farisi, beliau menjelaskan bahwa Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari neraka. (HR. Ibnu Khuzaimah).

040
Tanya: Mengapa kita disunnahkan untuk mempelajari ilmu tentang puasa sebelum Ramadhan tiba?
Jawab: Karena ilmu adalah fondasi amal. Agar puasa dan ibadah kita di Ramadhan sah dan diterima, kita harus mengetahui syarat, rukun, dan hal-hal yang membatalkannya.
Pembahasan: Allah SWT berfirman: “Maka tanyakanlah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43). Seorang muslim wajib belajar sebelum beramal.

Download Ebook PDF 1001 Tanya Jawab dan Pembahasan Puasa Ramadhan
Download Ebook PDF 1001 Tanya Jawab dan Pembahasan Puasa Ramadhan

041
Tanya: Apa makna dari ucapan “Marhaban ya Ramadhan”?
Jawab: “Marhaban” berasal dari kata “rahb” yang berarti luas. Ucapan ini berarti “Selamat datang wahai Ramadhan, engkau datang kepada kami di tempat yang luas dan lapang,” yang mencerminkan hati yang lapang dan siap menyambutnya.
Pembahasan: Ini adalah ungkapan metafora yang indah dalam bahasa Arab, menunjukkan kesiapan dan keleluasaan dalam menerima tamu agung, yaitu bulan Ramadhan.

Baca juga:  Tanya Jawab dan Pembahasan Lengkap: Nabi Idris AS Pintar Menulis

042
Tanya: Apakah diperbolehkan mengucapkan “Selamat Hari Raya” atau “Mohon Maaf Lahir Batin” sebelum Ramadhan?
Jawab: Tidak tepat. Ucapan “Selamat Hari Raya” digunakan untuk Idul Fitri. Ucapan “Mohon Maaf Lahir Batin” lebih tepat dilakukan menjelang Idul Fitri sebagai bentuk penyucian diri sebelum hari kemenangan.
Pembahasan: Tradisi saling meminta maaf adalah budaya yang baik di Indonesia untuk menyambut Idul Fitri, namun tidak ada dalil khusus dari Nabi SAW untuk melakukannya di awal Ramadhan.

043
Tanya: Apa yang sebaiknya kita lakukan di akhir bulan Sya’ban untuk menyambut Ramadhan?
Jawab: Memperbanyak puasa sunnah, bertaubat, dan berdoa agar diberi kesempatan bertemu dengan Ramadhan.
Pembahasan: Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Aisyah RA berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa satu bulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari).

044
Tanya: Mengapa melihat hilal (bulan sabit) di akhir Sya’ban sangat penting?
Jawab: Karena itu adalah tuntunan syariat untuk menentukan awal Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah (berhari raya) karena melihatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pembahasan: Penetapan awal bulan Hijriyah, termasuk Ramadhan, didasarkan pada peredaran bulan (qamariyah), bukan perhitungan matahari.

045
Tanya: Bagaimana jika hilal tidak terlihat?
Jawab: Maka kita menyempurnakan bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
Pembahasan: Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “…jika ia tertutup awan atas kalian, maka sempurnakanlah bilangan (bulan Sya’ban) menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari dan Muslim).

046
Tanya: Apa yang dicontohkan Rasulullah SAW ketika pertama kali melihat hilal Ramadhan?
Jawab: Beliau berdoa. Doa melihat hilal diajarkan oleh Nabi SAW: “Allahu akbar. Allahumma ahillahu ‘alaina bil amni wal iman, was salamati wal islam, rabbi wa rabbukallah.” (HR. Tirmidzi, hasan).
Pembahasan: Doa ini berarti “Allah Maha Besar. Ya Allah, tampakkanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu adalah Allah.”

047
Tanya: Apakah kegembiraan menyambut Ramadhan hanya dengan pesta makan?
Jawab: Tidak. Kegembiraan yang utama adalah dengan mempersiapkan diri secara spiritual: memperbanyak ibadah, taubat, dan merencanakan target ibadah selama Ramadhan.
Pembahasan: Esensi Ramadhan adalah peningkatan kualitas takwa, bukan konsumsi makanan. Persiapan spiritual inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para salafush shalih.

Baca juga:  Mengenal Jumlah Kaki Binatang

048
Tanya: Apa yang dilakukan para salaf (generasi terbaik umat) ketika Ramadhan tiba?
Jawab: Mereka sangat bergembira dan berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah kami untuk (menemui) Ramadhan, dan selamatkanlah Ramadhan untuk kami, dan terimalah (amal kami) dari kami.”
Pembahasan: Ini menunjukkan keseriusan mereka. Mereka tidak hanya gembira, tetapi juga memohon keselamatan dan keberkahan waktu, serta penerimaan amal.

049
Tanya: Bagaimana cara kita membangun “euforia” atau semangat Ramadhan dalam keluarga?
Jawab: Dengan menghias rumah, menyiapkan kalender ibadah, membeli perlengkapan ibadah baru (seperti sajadah atau Al-Qur’an), dan mengadakan pengajian keluarga.
Pembahasan: Ini adalah bentuk “talwif” (menciptakan suasana) yang baik untuk memotivasi seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak, agar mencintai bulan Ramadhan.

050
Tanya: Mengapa kita perlu memiliki “target” atau rencana ibadah di Ramadhan?
Jawab: Agar ibadah kita lebih terarah, terukur, dan bersungguh-sungguh (mujahadah) dalam memanfaatkan waktu yang terbatas ini.
Pembahasan: Rasulullah SAW sendiri meningkatkan intensitas ibadahnya di Ramadhan, terutama di 10 malam terakhir. Memiliki target adalah bentuk ittiba’ (mengikuti) semangat beliau.

051
Tanya: Apakah menyambut Ramadhan dengan gembira juga berarti boleh berlebihan dalam membeli makanan untuk persediaan?
Jawab: Tidak dianjurkan. Sikap berlebihan (israf) dilarang dalam Islam. Persediaan makanan sebaiknya secukupnya agar kita juga bisa merasakan lapar dan lebih fokus pada ibadah, bukan urusan perut.
Pembahasan: Allah SWT berfirman: “…makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31).

052
Tanya: Apa doa yang bisa kita panjatkan ketika telah memasuki 1 Ramadhan?
Jawab: Salah satu doanya adalah: “Ya Allah, jadikanlah puasaku sebagai puasa orang-orang yang benar-benar berpuasa, dan ibadah malamku sebagai ibadah orang-orang yang benar-benar shalat malam. Bangunkanlah aku dari tidur orang-orang yang lalai.”
Pembahasan: Doa ini diajarkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani. Meski sanadnya diperbincangkan, maknanya sangat baik dan selaras dengan tujuan puasa.

053
Tanya: Bagaimana seharusnya perasaan kita jika ada perbedaan penentuan awal Ramadhan?
Jawab: Kita harus bersikap bijak, menghormati perbedaan pendapat yang ada dalilnya, dan tidak saling menyalahkan. Perbedaan ini adalah rahmat (khilafah ummati rahmah) selama didasari ilmu.
Pembahasan: Perbedaan ini terjadi karena perbedaan metode: antara rukyatul hilal (melihat bulan) dan hisab (perhitungan astronomi). Keduanya memiliki dasar dalam Islam.

Baca juga:  60 Langkah 60 Hari Aku Pintar Membaca dan Menulis: Ee (Hari ke-2)

054
Tanya: Apakah kegembiraan menyambut Ramadhan hanya dirasakan oleh orang dewasa?
Jawab: Tidak. Orang tua harus menciptakan kegembiraan itu pada anak-anak sejak dini, agar mereka tumbuh dengan mencintai ibadah dan bulan suci ini.
Pembahasan: Melatih anak sejak dini adalah perintah agama. Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyuruh anak shalat pada umur 7 tahun. Begitu pula dengan puasa.

055
Tanya: Apa tanda bahwa seseorang benar-benar mencintai kedatangan Ramadhan?
Jawab: Tandanya adalah ia merasa sedih jika waktunya terlewat dengan percuma, dan ia bersegera memanfaatkannya dengan amal shalih, bukan malah bermalas-malasan.
Pembahasan: Cinta sejati ditandai dengan kesungguhan. Para salaf jika telah masuk Ramadhan, mereka benar-benar memfokuskan diri untuk ibadah dan membaca Al-Qur’an.

056
Tanya: Mengapa kita dianjurkan untuk saling memaafkan sebelum Ramadhan?
Jawab: Agar hati kita bersih dari dendam dan permusuhan, sehingga kita bisa menjalani ibadah puasa dengan khusyuk dan ikhlas, serta memudahkan doa kita untuk dikabulkan.
Pembahasan: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga malam…” (HR. Bukhari). Membersihkan hati adalah persiapan terbaik menyambut bulan suci.

057
Tanya: Apakah ada ibadah khusus di hari terakhir Sya’ban?
Jawab: Tidak ada ibadah khusus tertentu. Ibadah yang dianjurkan adalah ibadah-ibadah sunnah umum, seperti puasa, shalat, dan sedekah.
Pembahasan: Berhati-hatilah dari hadis-hadis lemah dan palsu yang menyebutkan ibadah khusus di malam tertentu di akhir Sya’ban. Berpegang teguh pada yang shahih adalah lebih utama.

058
Tanya: Bagaimana cara terbaik mengajak teman yang malas untuk bersemangat menyambut Ramadhan?
Jawab: Dengan memberi tahu keutamaan dan janji pahala dari Allah, mengajaknya melakukan persiapan bersama, dan menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.
Pembahasan: Dakwah yang paling efektif adalah dengan lemah lembut dan memberi contoh. Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk berkata lembut kepada Firaun (QS. Thaha: 44).

059
Tanya: Apa yang dilakukan Rasulullah SAW pada malam pertama Ramadhan?
Jawab: Beliau melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid. Kekhawatiran beliau adalah jika umatnya malas untuk shalat malam di Ramadhan.
Pembahasan: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menganjurkan untuk shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mengharap pahala. (HR. Bukhari dan Muslim).

060
Tanya: Kesimpulannya, apa inti dari menyambut Ramadhan dengan gembira?
Jawab: Intinya adalah mempersiapkan hati, pikiran, dan fisik dengan penuh suka cita untuk taat kepada Allah, memanfaatkan setiap detiknya untuk ibadah, dan berharap rahmat serta ampunan-Nya.
Pembahasan: Kegembiraan seorang mukmin adalah ketika ia mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan ketaatannya. Ramadhan adalah kesempatan emas yang dinanti-nantikan.

Loading

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!
Download 100 Flashcards Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul Cover printable untuk anak, pelajar, guru, dan keluarga