Tanya Jawab dan Pembahasan tentang Nabi Idris AS yang Tekun Belajar
- Updated: November 18, 2025
![]()

Tanya Jawab dan Pembahasan tentang Nabi Idris AS yang Tekun Belajar
01
Tanya: Apa yang Allah sebutkan tentang Nabi Idris ‘alaihissalam dalam Al-Qur’an?
Jawab: Allah menyebutnya sebagai seorang yang sangat jujur (shiddiq) dan seorang Nabi.
Pembahasan: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi.” (QS. Maryam: 56).
02
Tanya: Sifat utama apa lagi yang dimiliki Nabi Idris selain jujur?
Jawab: Kesabaran yang tinggi.
Pembahasan: “Dan (ingatlah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anbiya’: 85).
03
Tanya: Bukti konkret apa yang menunjukkan bahwa Nabi Idris adalah pribadi yang tekun belajar?
Jawab: Beliau adalah manusia pertama yang menulis dengan pena, yang membutuhkan proses belajar dan mengajar yang tekun.
Pembahasan: Berdasarkan penjelasan dalam tafsir, dari Wahb bin Munabbih, “Idris adalah orang pertama yang menulis dengan pena.” (Tafsir Ibnu Katsir untuk QS. Maryam: 56-57). Aktivitas menulis tidak dapat dipisahkan dari ketekunan dalam belajar dan mencari ilmu.
04
Tanya: Bidang ilmu apa saja yang dikuasai Nabi Idris menurut riwayat yang terpercaya?
Jawab: Ilmu perbintangan (astronomi), matematika, dan menulis, serta yang paling utama adalah ilmu syariat Allah.
Pembahasan: Dalam kitab-kitab sejarah Nabi, disebutkan bahwa Allah memberinya hikmah dan ilmu yang luas, termasuk ilmu duniawi yang bermanfaat bagi peradaban manusia, yang semuanya didasari oleh ilmu tauhid.
05
Tanya: Bagaimana Nabi Idris mengajarkan ilmunya kepada umatnya?
Jawab: Dengan tekun dan sabar, termasuk dengan menggunakan alat tulis (pena) untuk mencatat dan menyebarkan ilmu.
Pembahasan: Kemampuan menulis yang dimilikinya menjadi sarana dakwah dan pendidikan yang efektif untuk mencatat wahyu dan ilmu, sehingga dapat dipelajari oleh generasi setelahnya.
06
Tanya: Apa hubungan antara ketekunan belajar Nabi Idris dengan kedudukannya yang tinggi?
Jawab: Ketekunannya dalam menuntut ilmu, baik ilmu dunia maupun akhirat, adalah sebab Allah mengangkat derajatnya.
Pembahasan: Hal ini sejalan dengan firman Allah, “…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11). Nabi Idris adalah teladan utama dari ayat ini.
07
Tanya: Ke mana Allah mengangkat Nabi Idris sebagai balasan atas ketekunan dan kesalehannya?
Jawab: Allah mengangkatnya ke langit dan menempatkannya di tempat yang tinggi.
Pembahasan: “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 57). Menurut hadis, beliau diangkat ke langit keempat dan bertemu dengan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
08
Tanya: Apa yang dapat dipelajari dari sabda Nabi Muhammad tentang pertemuannya dengan Idris di langit?
Jawab: Bahwa Nabi Idris berada di tempat yang tinggi di surga sebagai bukti kemuliaan yang Allah berikan kepadanya.
Pembahasan: Dari Anas bin Malik dalam hadis Isra’ Mi’raj, “Kemudian (Jibril) membawaku naik ke langit keempat… lalu aku bertemu dengan Idris, lalu dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.” (HR. Al-Bukhari).
09
Tanya: Mengapa Nabi Idris diberi gelar “Idris”?
Jawab: Karena beliau sangat tekun mempelajari (daras) kitab-kitab dan lembaran-lembaran wahyu yang diturunkan Allah.
Pembahasan: Dalam bahasa Arab, kata “daras” berarti mempelajari dengan tekun. Nama “Idris” dinisbatkan pada sifatnya yang selalu tekun belajar dan mengajarkan ilmu. (Lihat: Al-Bidayah wan Nihayah).
10
Tanya: Apa teladan pertama yang bisa diambil dari Nabi Idris bagi seorang penuntut ilmu?
Jawab: Kejujuran (shiddiq) adalah pondasi dalam menuntut ilmu. Ilmu tanpa kejujuran hanya akan menyesatkan.
Pembahasan: Gelar “shiddiq” yang disandangnya menunjukkan bahwa semua ilmunya diamalkan dan diyakini dengan sepenuh hati, tidak ada kontradiksi antara ilmu dan amalnya.
11
Tanya: Teladan kedua apa dari Nabi Idris bagi seorang penuntut ilmu?
Jawab: Kesabaran dalam proses belajar dan menghadapi kebodohan umatnya.
Pembahasan: Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Anbiya’: 85, kesabaran adalah kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu yang panjang dan melelahkan.
12
Tanya: Bagaimana Nabi Idris memadukan antara ilmu agama dan ilmu dunia?
Jawab: Beliau memandang semua ilmu yang bermanfaat sebagai bagian dari pengamalan perintah Allah untuk memakmurkan bumi, selama dilandasi tauhid.
Pembahasan: Penguasaannya terhadap ilmu seperti astronomi dan menulis tidak membuatnya lalai dari mengingat Allah, justru digunakan untuk mendekatkan diri dan umatnya kepada-Nya.
13
Tanya: Apa bukti bahwa Nabi Idris tidak hanya belajar untuk diri sendiri, tetapi juga untuk diajarkan?
Jawab: Beliau diutus oleh Allah kepada umatnya, yang berarti memiliki kewajiban untuk mengajarkan ilmu yang telah ia peroleh.
Pembahasan: Seorang Nabi dan Rasul tidak mungkin menyembunyikan ilmunya. Kewajiban utama mereka adalah menyampaikan (tabligh) ilmu wahyu kepada umat.
14
Tanya: Apa hikmah dari diangkatnya Nabi Idris ke langit?
Jawab: Di antara hikmahnya adalah untuk menunjukkan bahwa jalan ilmu dan ketakwaan akan mengantarkan manusia kepada kedudukan yang tinggi, baik secara maknawi (derajat) maupun fisik (diangkat oleh Allah).
Pembahasan: Ini menjadi motivasi bagi setiap muslim untuk tekun menuntut ilmu syar’i, karena ia adalah jalan menuju kemuliaan di dunia dan akhirat.
15
Tanya: Bagaimana cara meneladani ketekunan Nabi Idris di era modern?
Jawab: Dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama yang benar, memanfaatkan teknologi untuk mencatat dan menyebarkan ilmu, serta tidak pernah berpuas diri dengan ilmu yang dimiliki.
16
Tanya: Apa pelajaran dari kesabaran Nabi Idris dalam konteks belajar?
Jawab: Bahwa memahami suatu ilmu membutuhkan proses dan waktu, tidak bisa instan. Seorang penuntut ilmu harus sabar menghadapi kesulitan dan kebingungan dalam belajar.
17
Tanya: Mengapa menulis merupakan bagian penting dari ketekunan belajar Nabi Idris?
Jawab: Karena menulis mengikat ilmu, melestarikannya, dan memudahkan untuk menyebarkannya kepada orang lain.
Pembahasan: Rasulullah bersabda, “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (HR. Al-Hakim, dishahihkan Al-Albani). Nabi Idris telah mempraktikkan prinsip ini sejak zaman yang sangat awal.
18
Tanya: Apa doa yang diajarkan Nabi Muhammad saat memulai belajar, yang mencerminkan semangat Nabi Idris?
Jawab: “Rabbi zidni ‘ilma” (Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku).
Pembahasan: Doa ini (QS. Thaha: 114) menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah proses yang tidak pernah berhenti, sebagaimana ketekunan Nabi Idris yang terus-menerus.
19
Tanya: Bagaimana Nabi Idris menghadapi orang-orang yang menentang ilmunya?
Jawab: Dengan kesabaran dan hikmah, terus berdakwah dan menyampaikan kebenaran tanpa putus asa.
Pembahasan: Sebagaimana firman Allah tentang para nabi, “Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati…” (QS. Al-Ahqaf: 35). Ini juga mencakup kesabaran Nabi Idris.
20
Tanya: Apa kaitan antara ilmu dan amal dalam kehidupan Nabi Idris?
Jawab: Ilmu yang beliau pelajari langsung diamalkan dan disampaikan, tidak berhenti pada teori saja.
Pembahasan: Ini adalah ciri ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.
21
Tanya: Nilai apa yang membuat ilmu Nabi Idris berbeda dengan ilmu para pesihir atau dukun pada zamannya?
Jawab: Nilai tauhid. Semua ilmu beliau sandarkan kepada Allah, bukan untuk kesombongan atau sihir.
Pembahasan: Sumber ilmunya adalah wahyu Allah dan pengamatan atas ciptaan-Nya yang tunduk pada ketauhidan.
22
Tanya: Apa yang dimaksud dengan “martabat yang tinggi” yang diberikan kepada Idris?
Jawab: Kemuliaan di dunia (sebagai Nabi dan pembawa peradaban) dan kemuliaan di akhirat (kedudukan tinggi di surga).
Pembahasan: Ini adalah paket lengkap yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang menggabungkan ilmu, iman, dan amal shaleh.
23
Tanya: Bagaimana kita mengetahui bahwa perjuangan Nabi Idris dalam menuntut ilmu berhasil?
Jawab: Dengan diabadikannya nama dan kisahnya dalam Al-Qur’an, serta pengakuan Allah bahwa dia diangkat ke martabat yang tinggi.
Pembahasan: Keberhasilan sejati seorang ‘alim adalah ketika ilmu membawanya semakin dekat kepada Allah dan mendapat pengakuan dari-Nya.
24
Tanya: Apa nasihat Nabi Idris yang diriwayatkan secara maknawi kepada para penuntut ilmu?
Jawab: “Bersikap sabarlah dalam menuntut ilmu, karena kesabaran itu adalah cahaya.”
Pembahasan: Meski bukan sabda Nabi Muhammad, nasihat ini sesuai dengan karakter Nabi Idris yang sabar dan menggambarkan bahwa kesabaran akan menerangi perjalanan ilmu seseorang.
25
Tanya: Kesimpulan apa yang dapat kita ambil dari kisah ketekunan belajar Nabi Idris?
Jawab: Ketekunan dalam menuntut ilmu yang bermanfaat, yang dilandasi kejujuran dan kesabaran, adalah jalan pasti menuju kemuliaan dunia dan akhirat. Nabi Idris adalah bukti nyata dari janji Allah yang mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.
Sumber Rujukan Utama:
- Al-Qur’an Al-Karim (QS. Maryam: 56-57, QS. Al-Anbiya’: 85)
- Shahih Al-Bukhari (Hadis Isra’ Mi’raj)
- Tafsir Ibnu Katsir
- Qashashul Anbiya’ karya Ibnu Katsir
- Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir
- Kitab-kitab Hadis dan Sirah lainnya yang terpercaya.





















































