Tanya Jawab dan Pembahasan: Nabi Idris AS Kedatangan Seorang Tamu Aneh
- Updated: November 18, 2025
![]()

Tanya Jawab dan Pembahasan: Nabi Idris AS Kedatangan Seorang Tamu Aneh
01
Tanya: Apakah kisah pertemuan Nabi Idris dengan malaikat yang menyamar disebutkan dalam Al-Qur’an?
Jawab: Tidak secara langsung. Kisah ini diriwayatkan dalam hadis dan atsar (riwayat para sahabat dan tabi’in) yang menjelaskan tentang ketaatan dan ilmu Nabi Idris.
Pembahasan: Sumber utama kisah ini adalah dari hadis yang panjang tentang Isra’ Mi’raj dan riwayat dari Ibnu Abbas serta para tabi’in seperti Ibnu Ishaq.
Sumber Rujukan: Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir untuk QS. Maryam: 56-57.
02
Tanya: Siapakah malaikat yang diutus Allah untuk menemui Nabi Idris?
Jawab: Malaikat Maut (Malakul Maut) yang bertugas mencabut nyawa.
Pembahasan: Dalam riwayat disebutkan bahwa Allah memerintahkan Malaikat Maut untuk mendatangi Nabi Idris dalam wujud manusia untuk suatu hikmah.
Sumber Rujukan: Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
03
Tanya: Mengapa Allah mengutus Malaikat Maut kepada Nabi Idris dalam wujud manusia?
Jawab: Untuk mengujinya atau memperlihatkan suatu tanda kebesaran Allah kepadanya, sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Idris.
Pembahasan: Allah sering memperlihatkan kuasa-Nya kepada para nabi dengan perantaraan malaikat yang menampakkan diri, seperti dalam kisah Nabi Ibrahim dan Lut.
Sumber Rujukan: Qashashul Anbiya’ karya Ibnu Katsir.
04
Tanya: Bagaimana reaksi Nabi Idris ketika bertemu dengan malaikat yang menyamar sebagai manusia?
Jawab: Beliau menyambutnya dengan ramah dan tidak menyadari bahwa tamunya adalah seorang malaikat.
Pembahasan: Nabi Idris dikenal sangat memuliakan tamu, yang merupakan akhlak mulia para nabi.
Sumber Rujukan: Syarh Aqidah Thahawiyah.
05
Tanya: Permintaan apa yang diajukan Nabi Idris kepada malaikat yang menyamar itu?
Jawab: Dalam suatu riwayat, Nabi Idris meminta kepada tamunya (Malaikat Maut) untuk dimatikan dan dihidupkan kembali karena ingin merasakan sakaratul maut dan mengetahui bagaimana kehidupan setelah mati.
Pembahasan: Permintaan ini menunjukkan keingintahuan (curiosity) yang tinggi dari Nabi Idris tentang hakikat kematian yang merupakan bagian dari ilmu.
Sumber Rujukan: Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir (dari riwayat Ibnu Abbas).
06
Tanya: Apakah Malaikat Maut mengabulkan permintaan Nabi Idris?
Jawab: Ya, dengan izin Allah, Malaikat Maut mencabut nyawa Nabi Idris untuk sementara waktu.
Pembahasan: Peristiwa ini menunjukkan bahwa kematian dan kehidupan sepenuhnya di bawah kendali Allah, dan Dia dapat memperlihatkan kuasa-Nya kepada hamba yang Dia kehendaki.
Sumber Rujukan: Tafsir Al-Qurthubi.
07
Tanya: Apa yang terjadi setelah nyawa Nabi Idris dicabut?
Jawab: Allah kemudian mengembalikan nyawanya dan menghidupkannya kembali.
Pembahasan: Kejadian ini merupakan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Idris untuk memperkuat keyakinannya tentang kehidupan setelah mati.
Sumber Rujukan: Qashashul Anbiya’ karya Ibnu Katsir.
08
Tanya: Permintaan lain apa yang diajukan Nabi Idris setelah dihidupkan kembali?
Jawab: Beliau meminta kepada Malaikat Maut untuk melihat neraka.
Pembahasan: Permintaan ini kembali menunjukkan sifat ingin tahu Nabi Idris yang tinggi terhadap alam gaib yang diizinkan Allah untuk diketahuinya.
Sumber Rujukan: Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
09
Tanya: Apakah Malaikat Maut mengabulkan permintaan Nabi Idris untuk melihat neraka?
Jawab: Ya, dengan izin Allah, Malaikat Maut memperlihatkan neraka kepada Nabi Idris.
Pembahasan: Allah mengizinkan hal ini sebagai pelajaran dan pengalaman spiritual bagi Nabi Idris.
Sumber Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir.
10
Tanya: Bagaimana reaksi Nabi Idris setelah melihat neraka?
Jawab: Beliau sangat ketakutan dan pingsan melihat dahsyatnya azab neraka.
Pembahasan: Reaksi ini wajar bagi manusia, termasuk nabi, ketika menyaksikan langsung azab Allah yang sangat mengerikan.
Sumber Rujukan: Syarh Aqidah Thahawiyah.
11
Tanya: Setelah siuman, permintaan apa lagi yang diajukan Nabi Idris?
Jawab: Beliau meminta untuk melihat surga.
Pembahasan: Setelah melihat neraka, Nabi Idris ingin melihat kebalikannya yaitu surga, untuk membandingkan antara kedua ciptaan Allah tersebut.
Sumber Rujukan: Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
12
Tanya: Apakah Malaikat Maut mengabulkan permintaan Nabi Idris untuk melihat surga?
Jawab: Ya, dengan izin Allah, Malaikat Maut memperlihatkan surga kepada Nabi Idris.
Pembahasan: Allah mengizinkan hal ini sebagai penyempurna pengalaman spiritual Nabi Idris tentang alam akhirat.
Sumber Rujukan: Tafsir Ath-Thabari.
13
Tanya: Bagaimana reaksi Nabi Idris setelah melihat surga?
Jawab: Beliau sangat kagum dan ingin masuk ke dalam surga.
Pembahasan: Wajar jika manusia tertarik dengan surga setelah mengetahui kenikmatannya, apalagi telah melihatnya langsung.
Sumber Rujukan: Qashashul Anbiya’ karya Ibnu Katsir.
14
Tanya: Apa yang dilakukan Nabi Idris setelah melihat surga?
Jawab: Dalam suatu riwayat, beliau memasuki surga dan tidak ingin keluar lagi.
Pembahasan: Masuknya Nabi Idris ke surga merupakan kekhususan yang diberikan Allah kepadanya melalui perantaraan Malaikat Maut.
Sumber Rujukan: Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
15
Tanya: Bagaimana status kematian Nabi Idris berdasarkan kisah ini?
Jawab: Berdasarkan riwayat ini, Nabi Idris telah merasakan kematian kemudian dihidupkan kembali, dan akhirnya dimasukkan ke dalam surga dalam keadaan hidup.
Pembahasan: Ini merupakan keistimewaan Nabi Idris yang tidak diberikan kepada nabi-nabi lainnya.
Sumber Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir.
16
Tanya: Apa pelajaran yang dapat diambil dari kisah pertemuan Nabi Idris dengan malaikat?
Jawab: Allah memiliki kuasa mutlak atas kehidupan dan kematian, serta dapat memperlihatkan alam gaib kepada hamba yang Dia kehendaki.
Pembahasan: Kisah ini mengajarkan tentang kekuasaan Allah yang tidak terbatas dan keingintahuan manusia terhadap hal-hal gaib yang kadang diizinkan Allah untuk diketahui.
Sumber Rujukan: Pelajaran dari keseluruhan kisah.
17
Tanya: Bagaimana keilmuan Nabi Idris terlihat dalam kisah ini?
Jawab: Keinginannya untuk mengalami langsung kematian dan melihat neraka serta surga menunjukkan sifat ilmiah dan keingintahuan yang tinggi.
Pembahasan: Sifat ingin tahu yang positif merupakan bagian dari karakter orang berilmu yang ingin membuktikan kebenaran secara langsung.
Sumber Rujukan: Analisis berdasarkan karakter Nabi Idris.
18
Tanya: Apa hikmah dari diperlihatkannya neraka dan surga kepada Nabi Idris?
Jawab: Untuk memperkuat keyakinannya dan sebagai bekal dalam dakwahnya kepada umat manusia tentang hakikat kehidupan setelah mati.
Pembahasan: Pengalaman langsung melihat alam akhirat akan memberikan keyakinan yang lebih kuat dalam menyampaikan ajaran Allah.
Sumber Rujukan: Tafsir Al-Qurthubi.
19
Tanya: Bagaimana kita menyikapi riwayat tentang Nabi Idris dan malaikat ini?
Jawab: Kita menerimanya sebagai bagian dari kisah para nabi yang diriwayatkan dalam kitab-kitab tafsir dan sejarah, dengan tetap meyakini bahwa Allah berkuasa penuh atas segala sesuatu.
Pembahasan: Kisah-kisah seperti ini termasuk dalam hal ghaib yang kita imani selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar akidah Islam.
Sumber Rujukan: Kaidah dalam menyikapi riwayat israiliyyat.
20
Tanya: Apakah kisah ini bertentangan dengan firman Allah bahwa semua manusia akan merasakan mati?
Jawab: Tidak, karena Nabi Idris telah merasakan mati meskipun sebentar, dan masuknya beliau ke surga dalam keadaan hidup merupakan kekhususan dari Allah seperti Nabi Isa yang diangkat ke langit dalam keadaan hidup.
Pembahasan: “Setiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (QS. Ali Imran: 185). Nabi Idris sudah merasakannya, dan keadaan beliau setelahnya merupakan kekhususan dari Allah.
Sumber Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir untuk QS. Maryam: 56-57.
21
Tanya: Apa bukti bahwa Nabi Idris termasuk nabi yang memiliki kedudukan tinggi?
Jawab: Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 57), yang menurut sebagian mufassir termasuk pengangkatannya ke surga.
Pembahasan: Ayat ini menunjukkan keistimewaan Nabi Idris dibandingkan nabi-nabi lainnya.
Sumber Rujukan: Al-Qur’an Surah Maryam Ayat 57.
22
Tanya: Bagaimana hubungan antara kisah ini dengan ilmu pengetahuan?
Jawab: Kisah ini menunjukkan bahwa keingintahuan terhadap hakikat ilmiah (seperti kematian dan alam akhirat) adalah sifat yang terpuji selama dilakukan dengan cara yang benar dan diizinkan Allah.
Pembahasan: Nabi Idris dikenal sebagai nabi yang pandai menulis dan berhitung, dan sifat ingin tahunya dalam kisah ini konsisten dengan karakter ilmiahnya.
Sumber Rujukan: Analisis berdasarkan keseluruhan sifat Nabi Idris.
23
Tanya: Apa teladan akhlak yang dapat diambil dari sikap Nabi Idris terhadap tamunya?
Jawab: Keharusan untuk memuliakan tamu dan bersikap ramah kepada setiap orang, karena kita tidak tahu kedudukan orang yang kita temui.
Pembahasan: Nabi Idris tidak mengetahui bahwa tamunya adalah malaikat, namun beliau tetap memperlakukannya dengan baik.
Sumber Rujukan: Pelajaran akhlak dari kisah tersebut.
24
Tanya: Bagaimana kesimpulan dari kisah pertemuan Nabi Idris dengan malaikat?
Jawab: Kisah ini menunjukkan kekuasaan Allah yang mutlak, keistimewaan Nabi Idris, dan pentingnya sifat ingin tahu yang positif dalam rangka meningkatkan keimanan.
Pembahasan: Meski riwayatnya tidak sekuat hadis mutawatir, kisah ini telah diterima oleh banyak ulama tafsir dan sejarah.
Sumber Rujukan: Kesimpulan dari berbagai referensi yang ada.
25
Tanya: Apa pelajaran imaniah yang paling penting dari kisah ini?
Jawab: Keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa untuk melakukan apa saja yang Dia kehendaki, termasuk menghidupkan dan mematikan siapa yang dikehendaki-Nya, serta memperlihatkan alam gaib kepada hamba pilihan-Nya.
Pembahasan: Kisah ini memperkuat keimanan kita kepada kekuasaan Allah yang tidak terbatas dan kehidupan setelah mati.
Sumber Rujukan: Pelajaran akidah dari keseluruhan kisah.
Sumber Rujukan Utama:
- Al-Qur’an Al-Karim (QS. Maryam: 56-57)
- Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir Ath-Thabari
- Tafsir Al-Qurthubi
- Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir
- Qashashul Anbiya’ karya Ibnu Katsir
- Syarh Aqidah Thahawiyah
- Kitab-kitab Hadis dan Sirah lainnya yang terpercaya.
Catatan: Sebagian besar detail kisah ini bersumber dari riwayat Israiliyyat (dari sumber Bani Israil) yang diriwayatkan oleh para sahabat seperti Ibnu Abbas. Statusnya sebagai kabar yang bisa diterima selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadis shahih, dan digunakan untuk tafsir dan pelajaran, bukan untuk menetapkan hukum syariat. Inti kisah tentang kematian dan dihidupkannya Nabi Idris serta penglihatannya terhadap surga dan neraka disebutkan dalam berbagai kitab tafsir dan sejarah yang terpercaya.





















































