100 Tanya Jawab Lengkap tentang Nabi Isa AS dari Lahir hingga Wafat: Kisah Ajaib, Mukjizat, dan Hikmah Abadi Menurut Al-Qur’an dan Hadis Sahih

Loading

Mewarnai Kisah Teladan Nabi Isa Diangkat ke Langit (6) Maryam Diam Membisu
Prev9 of 10Next

Table of Contents

Tema 9 — Kenaikan / Diangkat ke Langit: Makna dan Konsekuensi

081. Apa arti “diangkat ke langit” dalam konteks Nabi Isa?

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa Dia mengangkat Nabi Isa kepada-Nya, sebagaimana disebut dalam Surah An-Nisa ayat 158: “Tetapi Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.” Istilah rafa‘ahu Allah menunjukkan pengangkatan secara jasmani dan rohani.

Baca juga:  Kenapa Di Bulan Ramadhan Teman Kroko Buaya Tidak Makan dan Minum?

Artinya, Nabi Isa tidak wafat di bumi sebagaimana manusia biasa. Ia diselamatkan dari makar musuh, diangkat ke hadirat Allah dalam keadaan hidup, dan dijauhkan dari kehinaan yang direncanakan terhadapnya. Pengangkatan ini menegaskan kemuliaan Isa sebagai nabi pilihan.


082. Bagaimana penjelasan Ibnu Katsir tentang peristiwa ini?

Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim menafsirkan bahwa Allah mengangkat Isa dengan tubuh dan ruhnya ke langit dunia. Isa ditempatkan di sisi Allah, bukan sebagai Tuhan, tetapi sebagai hamba yang dimuliakan.

Menurut beliau, peristiwa ini terjadi setelah Isa berhasil menenangkan murid-muridnya dan menghadapi makar para penentang. Ibnu Katsir menegaskan bahwa Isa tidak mati, dan Allah akan menurunkannya kembali menjelang kiamat untuk menegakkan keadilan dan menghancurkan kebatilan.

Baca juga:  Heraklius Mengikat Tentaranya dengan Besi

083. Apa makna teologis dari pengangkatan Nabi Isa?

Pengangkatan Nabi Isa memiliki makna yang dalam dalam ajaran Islam. Ia menunjukkan kuasa mutlak Allah untuk menyelamatkan hamba-Nya dari kehinaan. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa hidup dan mati sepenuhnya berada dalam kendali Sang Pencipta.

Selain itu, kenaikan Isa mengokohkan ajaran tauhid bahwa tidak ada manusia, termasuk nabi, yang memiliki kekuatan di luar izin Allah. Isa adalah utusan Allah, bukan Tuhan yang disembah. Kenaikan itu adalah penghormatan, bukan bentuk ketuhanan.


084. Bagaimana murid-murid Nabi Isa menanggapi peristiwa itu?

Bagi para Hawariyyun, kenaikan Isa adalah peristiwa yang mengguncang jiwa. Mereka awalnya diliputi kesedihan karena merasa kehilangan guru yang mereka cintai. Namun kemudian, mereka memahami bahwa itu adalah bagian dari rencana Allah.

Baca juga:  Keajaiban Saat Rasulullah Lahir

Para murid meneruskan ajaran tauhid yang diajarkan Isa dengan penuh keyakinan. Mereka berdakwah dengan hati-hati, menyebarkan pesan kasih dan kebenaran tanpa kekerasan, sembari menanti kabar gembira bahwa Isa akan kembali di masa depan.


085. Apakah ada tanda-tanda yang menyertai peristiwa pengangkatan itu?

Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci tanda-tanda fisik yang mengiringi peristiwa itu, namun tafsir menyebut bahwa pengangkatan Isa terjadi secara tiba-tiba di tengah ancaman nyata dari para musuh. Allah menutupi Isa dari pandangan mereka dan menggantinya dengan sosok lain.

Hal ini menjadi simbol betapa kuatnya perlindungan Allah terhadap nabi dan rasul-Nya. Pengangkatan itu bukan sekadar mukjizat, tetapi juga pesan spiritual bahwa Allah tidak akan membiarkan kebenaran kalah oleh tipu daya manusia.


086. Bagaimana kisah ini memperkuat konsep tauhid dalam Islam?

Kisah kenaikan Isa memperkuat inti ajaran Islam, yaitu bahwa hanya Allah yang berkuasa atas hidup, mati, dan kemuliaan manusia. Isa diangkat bukan karena ia Tuhan, melainkan karena ketaatannya yang sempurna kepada Allah.

Dengan demikian, peristiwa ini menjadi bantahan terhadap segala bentuk penyelewengan akidah yang menuhankan Isa. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Isa hanyalah seorang nabi yang penuh mukjizat dan selalu berkata, “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.”


087. Apa relevansi kisah kenaikan Isa bagi umat Islam masa kini?

Bagi umat Islam, kisah kenaikan Isa mengajarkan keimanan kepada takdir dan perlindungan Allah. Bahwa siapa pun yang tulus membela kebenaran akan dijaga oleh Allah dengan cara yang luar biasa.

Peristiwa ini juga menanamkan harapan akan datangnya masa keadilan sejati ketika Isa kelak turun kembali ke bumi. Ia akan memimpin umat manusia menuju perdamaian dan menegakkan keesaan Allah di seluruh penjuru dunia.


088. Adakah perbedaan pandangan ulama mengenai hakikat pengangkatan ini?

Mayoritas ulama Ahlus Sunnah berpendapat bahwa Isa diangkat secara fisik dan belum wafat. Namun, sebagian kecil ulama modern menafsirkan pengangkatan secara simbolik, sebagai bentuk pemuliaan spiritual.

Meski begitu, pandangan yang paling kuat didukung oleh ayat dan hadis sahih menyatakan bahwa Isa benar-benar diangkat hidup-hidup ke langit dan akan kembali menjelang kiamat. Inilah keyakinan utama yang dipegang oleh umat Islam di seluruh dunia.


089. Bagaimana cara menulis kisah “kenaikan ke langit” tanpa berlebihan?

Dalam penulisan untuk anak atau pembaca umum, kisah ini sebaiknya digambarkan dengan bahasa lembut dan penuh makna. Hindari detail fantastis yang tidak berdasar dan fokus pada pesan moralnya.

Tampilkan suasana spiritual yang damai, seperti cahaya dan ketenangan, bukan sensasi atau dramatik. Dengan cara ini, kisah pengangkatan Isa tetap menginspirasi iman tanpa menimbulkan kesalahpahaman teologis.


090. Sumber mana yang paling dapat dipercaya untuk mempelajari peristiwa ini?

Sumber utama adalah Al-Qur’an (Surah An-Nisa: 157–158 dan Ali Imran: 55) serta hadis sahih yang menjelaskan turunnya Isa di akhir zaman. Tafsir karya ulama besar seperti Ibnu Katsir, Al-Tabari, dan Al-Qurtubi menjadi referensi klasik yang kredibel.

Selain itu, kajian kontemporer dari ulama modern yang berpegang pada aqidah Ahlus Sunnah juga bisa dijadikan pelengkap. Dengan menelaah sumber-sumber ini, pembaca akan memahami bahwa kisah kenaikan Nabi Isa bukan sekadar legenda, tetapi kebenaran iman yang dijaga hingga akhir zaman.

Prev9 of 10Next

Loading

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!