Seri Fiqih Anak: Asyiknya Aku Berzakat
- Updated: Juni 5, 2025

Download Full Ebook karya Kak Nurul Ihsan

8 Ebook Seri Fiqih Anak
- Asyiknya Aku Berwudhu (26 halaman)
- Asyiknya Aku Bersuci (26 halaman)
- Asyiknya Aku Shalat Wajib (26 halaman)
- Asyiknya Aku Shalat Sunnah (26 halaman)
- Asyiknya Aku Shalat Berjamaah (26 halaman)
- Asyiknya Aku Puasa Ramadhan (26 halaman)
- Asyiknya Aku Berzakat (26 halaman)
- Asyiknya Aku Berhaji (26 halaman)
Kisah Teladan: Si Pemilik Emas yang Enggan Berzakat
Pada zaman Rasulullah ﷺ, turunlah wahyu Allah yang mengingatkan tentang siksa bagi orang yang enggan menunaikan zakat. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”
(QS. At-Taubah: 34)
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap orang yang memiliki emas atau perak tetapi tidak menunaikan zakatnya, maka pada hari kiamat kelak akan dibentangkan untuknya lempengan dari api neraka, lalu dipanaskan di neraka Jahannam. Kemudian lempengan itu diseterikakan ke lambung, dahi, dan punggungnya…”
(HR. Muslim no. 987)
Kisah Tsa’labah bin Hathib
Tsa’labah bin Hathib adalah seorang sahabat Nabi ﷺ yang semula hidup sederhana. Ia datang kepada Nabi ﷺ dan berkata:
“Wahai Rasulullah, doakan aku agar aku menjadi kaya. Demi Zat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika aku kaya, aku akan memberikan hak-haknya (zakat).”
Rasulullah ﷺ menjawab,
“Sedikit yang kamu syukuri lebih baik daripada banyak yang kamu tidak mampu mensyukurinya.”
Namun, Tsa’labah terus meminta. Akhirnya, Nabi ﷺ mendoakannya, dan Allah memberinya kekayaan. Mulailah dia beternak kambing, dan ternaknya berkembang pesat hingga tidak muat lagi di Madinah. Ia pun pindah ke lembah-lembah dan mulai jarang hadir shalat berjamaah.
Ketika turun ayat perintah zakat, Rasulullah ﷺ mengutus dua sahabat untuk memungut zakat darinya. Tapi Tsa’labah berkata:
“Ini hanya jizyah! Ini penghinaan!”
Ia pun enggan membayar zakat. Maka turunlah ayat:
“Dan di antara mereka ada yang berjanji kepada Allah: ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pasti kami akan bersedekah dan termasuk orang-orang yang saleh.’ Tapi setelah Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka, mereka kikir dan berpaling.”
(QS. At-Taubah: 75–76)
Setelah ayat ini turun, Tsa’labah menyesal dan datang membawa zakatnya. Namun Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah melarangku menerima zakatmu.”
Ia pun wafat dalam penyesalan, dan zakatnya tidak diterima hingga zaman Abu Bakar dan Umar.
Pesan Teladan dari Kisah Ini:
- Jangan menunda kewajiban zakat. Ketika harta sudah mencapai nishab dan haul, zakat adalah kewajiban, bukan pilihan.
- Nikmat yang tidak disyukuri bisa berubah menjadi petaka. Seperti halnya Tsa’labah, kekayaan bisa menjauhkan dari ibadah jika tidak disikapi dengan iman.
- Janji kepada Allah harus ditepati. Allah mencela orang yang mengingkari janji, terutama janji untuk bersedekah atau berzakat saat kaya.