100 Tanya Jawab Kisah 5 Nabi Ulul Azmi Lengkap dalam Al-Qur’an dan Hadis – Teladan Sepanjang Masa

Loading

Ulul Azmi; Kisah 5 Nabi yang Luar Biasa (E280125)_11zon
Prev3 of 4Next

Table of Contents

Tema 3 — Nabi Ibrahim AS: Ujian Ketaatan dan Pengorbanan Keluarga

021. Mengapa Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke lembah Bakkah?

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan bayi Ismail ke lembah Bakkah karena perintah langsung dari Allah. Tempat itu masih tandus, belum ada air maupun tanaman. Tapi Nabi Ibrahim taat, karena ia yakin Allah pasti punya rencana indah di balik semua itu.

Baca juga:  50+ Soal Kuis Kehidupan dan Keturunan Nabi Idris AS Lengkap dengan Jawaban dan Pembahasan untuk Anak dan Pelajar

Hajar sempat bertanya, “Apakah ini perintah Allah?” Nabi Ibrahim mengangguk. Maka Hajar pun tenang dan berkata, “Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami.” Kalimat itu menunjukkan keimanan luar biasa seorang ibu yang percaya penuh kepada Tuhannya.

Lembah itu kelak menjadi kota suci Makkah. Dari ketaatan itu, Allah menumbuhkan kehidupan baru dan menjadikan keluarga Ibrahim sebagai teladan iman sepanjang masa.


022. Apa yang dilakukan Hajar ketika kehabisan air di padang pasir?

Ketika Ismail menangis kehausan, Hajar berlari dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali mencari air. Ia tidak menyerah, walau panas matahari menyengat dan kakinya lelah. Tindakan itu menggambarkan usaha dan tawakal yang seimbang.

Baca juga:  Lebih Baik Menahan Diri untuk Tidak Meminta-Minta

Akhirnya, Allah menunjukkan keajaiban besar. Dari bawah kaki kecil Ismail, memancar air yang jernih dan deras. Air itu disebut Air Zamzam — sumber kehidupan yang tidak pernah kering hingga kini.

Peristiwa itu menjadi asal usul ibadah sa’i dalam haji dan umrah. Setiap muslim yang berlari antara Shafa dan Marwah mengingat perjuangan dan keteguhan hati Hajar.


023. Mengapa Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih anaknya?

Mimpi itu datang dari Allah sebagai ujian besar bagi Nabi Ibrahim. Dalam mimpinya, ia diperintahkan menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Meski berat, Ibrahim yakin perintah itu pasti mengandung hikmah.

Ia tidak langsung menolak. Nabi Ibrahim berdialog dengan Ismail dengan lembut, “Wahai anakku, aku melihat dalam mimpi bahwa aku harus menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu?” Ini menunjukkan bahwa Ibrahim menghargai pendapat anaknya dan mengajarkan makna musyawarah.

Baca juga:  Juz Amma for Kids: Lupa Shalat Subuh Berjamaah

Ismail menjawab dengan iman yang kuat, “Wahai Ayah, lakukan apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Engkau akan mendapatiku, insya Allah, termasuk orang yang sabar.” Inilah contoh ketaatan keluarga yang luar biasa dalam sejarah manusia.


024. Apa yang terjadi ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih Ismail?

Ketika Ibrahim sudah membaringkan Ismail dan mengangkat pisaunya, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba besar dari surga. Peristiwa itu menjadi bukti bahwa Allah tidak menghendaki darah, tetapi ketaatan dan keikhlasan hamba-Nya.

Allah berfirman dalam QS. As-Saffat ayat 107: “Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan besar.” Dari sinilah lahir ibadah kurban yang dilakukan setiap Idul Adha oleh umat Islam di seluruh dunia.

Ujian ini mengajarkan bahwa cinta kepada Allah harus lebih tinggi daripada cinta kepada siapa pun di dunia, termasuk keluarga sendiri.


025. Di mana Nabi Ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah pertama kali?

Ka’bah pertama kali dibangun di lembah Bakkah, tempat Hajar dan Ismail tinggal. Nabi Ibrahim membangun rumah ibadah itu atas perintah Allah, bersama Ismail yang waktu itu sudah tumbuh menjadi remaja saleh.

Keduanya bekerja sama dengan penuh semangat. Ismail mengangkat batu, sementara Ibrahim menatanya satu per satu. Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami amalan ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127).

Ka’bah menjadi pusat tauhid dan kiblat bagi seluruh umat Islam di dunia. Dari sanalah Islam menyebar membawa cahaya keimanan.


026. Apa makna doa Nabi Ibrahim setelah membangun Ka’bah?

Setelah selesai membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim berdoa agar Allah menjadikannya negeri yang aman dan penuh berkah. Ia juga berdoa agar keturunannya tetap dalam jalan tauhid dan menjadi umat yang tunduk kepada Allah.

Doa ini menunjukkan betapa besar kepedulian Nabi Ibrahim terhadap masa depan umat manusia. Ia tidak hanya memikirkan ibadah hari ini, tetapi juga generasi setelahnya.

Doanya dikabulkan. Dari keturunan Ibrahim lahir para nabi besar, termasuk Nabi Muhammad SAW — penutup para nabi dan rasul.


027. Mengapa peristiwa Hajar dan Ismail penting dalam ibadah haji?

Peristiwa Hajar dan Ismail menjadi bagian dari ibadah haji karena menggambarkan perjuangan, doa, dan tawakal sejati. Gerakan sa’i antara Shafa dan Marwah dilakukan untuk mengenang usaha Hajar mencari air.

Air Zamzam yang terus mengalir hingga kini menjadi simbol rahmat dan keberkahan Allah. Sementara kurban mengingatkan kita pada ketaatan Ibrahim dan Ismail.

Melalui ibadah haji, umat Islam diingatkan agar meneladani tiga nilai utama: ketaatan kepada Allah, keteguhan hati, dan cinta yang ikhlas karena iman.


028. Apa pelajaran utama dari ujian penyembelihan Nabi Ismail?

Pelajaran utama dari kisah ini adalah ketaatan mutlak kepada perintah Allah, meski terasa sangat berat. Nabi Ibrahim tidak membantah, dan Ismail pun menerima dengan sabar.

Kisah ini mengajarkan bahwa keikhlasan dan kesabaran akan selalu berbuah kemuliaan. Allah tidak pernah menyia-nyiakan pengorbanan hamba-Nya.

Setiap tahun umat Islam memperingatinya melalui ibadah kurban — sebagai wujud cinta, syukur, dan pengingat akan makna pengorbanan sejati.


029. Bagaimana keteladanan keluarga Nabi Ibrahim dapat diterapkan dalam kehidupan kita?

Keluarga Nabi Ibrahim menjadi teladan dalam ketaatan, komunikasi, dan saling mendukung dalam ibadah. Ibrahim sebagai ayah penuh iman, Hajar sebagai ibu yang tabah, dan Ismail sebagai anak yang taat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa meneladaninya dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, bersabar dalam ujian, dan selalu yakin bahwa Allah tidak pernah salah memilih takdir.

Keluarga yang dibangun di atas iman akan selalu kuat menghadapi apa pun, karena mereka percaya bahwa Allah Maha Menolong.


030. Mengapa Nabi Ibrahim disebut “Bapak Para Nabi”?

Nabi Ibrahim disebut “Bapak Para Nabi” karena banyak nabi datang dari keturunannya. Dari garis Ismail lahir Nabi Muhammad SAW, dan dari garis Ishaq lahir Nabi Yakub, Yusuf, Musa, Isa, dan lainnya.

Allah memuliakan Ibrahim dengan keturunan yang membawa risalah tauhid kepada manusia di seluruh dunia. Itulah bentuk balasan atas keikhlasan dan pengorbanannya yang luar biasa.

Kisah Nabi Ibrahim menjadi pondasi sejarah keimanan tiga agama besar: Islam, Yahudi, dan Nasrani. Namun hanya Islam yang menjaga ajaran tauhid murni seperti yang beliau bawa.

Prev3 of 4Next

Loading

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!