Dasar-Dasar Pengenalan Puasa: Definisi, Tujuan Dasar, Perasaan Saat Puasa
- Updated: November 16, 2025
![]()

001
Tanya: Apa yang dimaksud dengan puasa Ramadhan dalam Islam?
Jawab: Puasa Ramadhan adalah sebuah ibadah kepada Allah dengan cara menahan diri dari makan, minum, hubungan suami-istri, dan segala hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar (subuh) hingga terbenam matahari (maghrib), yang dilakukan di bulan Ramadhan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat.
Pembahasan: Definisi ini merangkum inti dari ibadah puasa. Sumber hukumnya adalah firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 187: “…dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…”
002
Tanya: Apa nama lain dari bulan Ramadhan yang menunjukkan bahwa di dalamnya terdapat kewajiban puasa?
Jawab: Syahrush Shiyam, yang artinya “Bulan Puasa”.
Pembahasan: Penamaan ini merujuk pada kewajiban utama di bulan ini, yaitu berpuasa. Hal ini didasarkan pada QS. Al-Baqarah ayat 185: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an… Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa…”
003
Tanya: Apa hukum melaksanakan puasa di bulan Ramadhan?
Jawab: Hukumnya adalah Fardhu ‘Ain (wajib bagi setiap individu muslim yang memenuhi syarat).
Pembahasan: Kewajiban ini berdasarkan QS. Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
004
Tanya: Apa tujuan utama Allah mewajibkan puasa atas kita?
Jawab: Agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Pembahasan: Ini adalah tujuan agung yang langsung disebutkan dalam Al-Qur’an, QS. Al-Baqarah ayat 183: “…agar kamu bertakwa.” Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
005
Tanya: Bagaimana puasa bisa melatih kita menjadi orang yang bertakwa?
Jawab: Dengan menahan diri dari hal-hal yang halal (seperti makan dan minum) karena perintah Allah, kita terlatih untuk lebih mampu menahan diri dari hal-hal yang haram di luar puasa.
Pembahasan: Puasa adalah sekolah latihan pengendalian diri (mujahadah an-nafs). Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa puasa memiliki tiga tingkatan: puasa umum (menahan perut dan kemaluan), puasa khusus (menambah dengan menahan pendengaran, penglihatan, dan lisan dari dosa), dan puasa khususil khusus (menambah dengan menahan hati dari keinginan duniawi).

006
Tanya: Selain menahan lapar dan haus, apa saja yang harus kita tahan selama puasa?
Jawab: Kita juga harus menahan diri dari perkataan dan perbuatan sia-sia, dusta, ghibah (menggunjing), pertengkaran, dan segala maksiat lainnya.
Pembahasan: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dengan rasa lapar dan haus yang ia tahan.” (HR. Bukhari). Ini menunjukkan bahwa esensi puasa bukan sekadar menahan fisik.
007
Tanya: Mengapa kita merasa senang dan bahagia ketika menyambut bulan Ramadhan?
Jawab: Karena Ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah. Setiap muslim menyambutnya dengan suka cita karena mendapat kesempatan untuk “berburu” pahala dan membersihkan dosa-dosa.
Pembahasan: Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan puasa atas kalian di dalamnya…” (HR. An-Nasa’i). Kegembiraan ini adalah manifestasi dari iman.
008
Tanya: Perasaan apa yang biasanya dirasakan oleh orang yang berpuasa ketika tiba waktu berbuka?
Jawab: Perasaan lega, bahagia, dan bersyukur. Lega karena telah menyelesaikan kewajiban sehari, bahagia karena boleh menikmati hidangan berbuka, dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Pembahasan: Rasulullah SAW bersabda: “Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu Tuhannya (karena puasanya).” (HR. Bukhari dan Muslim).
009
Tanya: Mengapa saat berpuasa kita terkadang merasa lemas dan kurang bertenaga? Apakah ini hal yang negatif?
Jawab: Itu adalah hal yang wajar secara fisik karena tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minum. Justru, perasaan ini mengingatkan kita akan nikmat Allah yang biasa kita dapatkan, serta melatih kesabaran dan ketabahan kita.
Pembahasan: Dari segi kesehatan, puasa memberi kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat. Perasaan lemas adalah bagian dari proses detoksifikasi alami tubuh. Secara spiritual, ini adalah ujian kesabaran yang berpahala.
010
Tanya: Apa yang membedakan puasa Ramadhan dengan puasa-puasa sunah lainnya?
Jawab: Puasa Ramadhan adalah kewajiban yang hukumnya fardhu ‘ain dan waktunya telah ditetapkan sebulan penuh. Sementara puasa sunah (seperti Senin-Kamis, Ayyamul Bidh) hukumnya tidak wajib dan waktunya fleksibel.
Pembahasan: Kewajiban dan waktu Ramadhan bersifat qath’i (pasti) berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Mutawatir. Meninggalkannya tanpa uzur syar’i adalah dosa besar.
011
Tanya: Apakah puasa Ramadhan hanya tentang menahan diri dari hal-hal fisik?
Jawab: Tidak. Puasa Ramadhan adalah ibadah yang menyeluruh, meliputi fisik (menahan makan-minum), lisan (menahan perkataan kotor), dan hati (menahan niat buruk dan maksiat).
Pembahasan: Ini sesuai dengan konsep puasanya orang-orang khusus (shawm al-khusus) yang dijelaskan para ulama seperti Imam Al-Ghazali, dimana puasa bukan hanya menahan perut, tetapi seluruh anggota badan dari dosa.
012
Tanya: Bagaimana seharusnya perasaan kita di akhir Ramadhan jika kita menjalankannya dengan sungguh-sungguh?
Jawab: Kita akan merasa sedih karena kepergian bulan yang penuh ampunan dan berkah ini. Kita juga berharap puasa kita diterima dan kita menjadi pribadi yang lebih bertakwa.
Pembahasan: Para salafush shalih (generasi terbaik umat ini) dikenal sangat bersedih ketika Ramadhan berakhir karena mereka tidak yakin apakah amal mereka diterima dan apakah mereka akan bertemu Ramadhan lagi.
013
Tanya:
Tanya: Apakah anak kecil juga diajarkan untuk berpuasa?
Jawab: Ya, orang tua dianjurkan untuk melatih dan memerintahkan anaknya yang belum baligh untuk berpuasa, agar mereka terbiasa ketika dewasa nanti.
Pembahasan: Berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Suruhlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (karena meninggalkannya) ketika mereka berumur sepuluh tahun…” (HR. Abu Daud). Analogi ini digunakan ulama untuk melatih anak berpuasa. Para Sahabat Nabi juga melatih anak-anak mereka untuk berpuasa.
014
Tanya: Apa yang dirasakan oleh orang yang beriman ketika pertama kali melaksanakan puasa Ramadhan?
Jawab: Ia mungkin merasakan campuran antara semangat, khawatir (apakah bisa menjalankannya dengan sempurna), dan harapan besar akan pahala dan ampunan dari Allah.
Pembahasan: Perasaan ini mencerminkan keimanan. Semangat datang dari ketaatan, khawatir datang dari rasa takut kepada Allah, dan harapan datang dari keyakinan akan rahmat-Nya.
015
Tanya: Benarkah puasa itu menyehatkan? Jelaskan!
Jawab: Ya, secara ilmiah puasa yang benar memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti mengistirahatkan sistem pencernaan, mendetoksifikasi tubuh, menyeimbangkan kadar gula darah, dan meningkatkan kesehatan mental.
Pembahasan: Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” (HR. Ath-Thabrani, dinilai hasan oleh Al-Albani). Banyak penelitian medis modern yang membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan jasmani.
016
Tanya: Apakah puasa membuat kita tidak bisa beraktivitas seperti biasa?
Jawab: Tidak. Pada awalnya tubuh butuh beradaptasi, tetapi setelahnya, puasa justru dapat meningkatkan fokus dan produktivitas. Rasulullah dan para Sahabat justru melakukan peperangan besar (seperti Badar dan Fathu Makkah) di bulan Ramadhan.
Pembahasan: Puasa melatih ketahanan mental dan fisik. Dengan pengaturan makan sahur dan berbuka yang benar, energi tubuh dapat dikelola dengan optimal untuk beraktivitas.
017
Tanya: Mengapa kita perlu belajar tentang puasa meski terlihat sederhana?
Jawab: Karena di balik kesederhanaannya, puasa memiliki banyak hukum, hikmah, dan adab yang harus dipahami agar ibadah kita diterima dan membuahkan hasil yang diinginkan, yaitu takwa.
Pembahasan: Ilmu adalah syarat sahnya amal. Sebelum berpuasa, kita wajib mempelajari syarat, rukun, hal yang membatalkan, dan sunnah-sunnahnya. Ini berdasarkan kaidah ushul fikih: “Al-Ilmu qablal qaul wal ‘amal” (Ilmu sebelum berkata dan beramal).
018
Tanya: Apa perasaan yang sebaiknya kita hindari selama berpuasa?
Jawab: Perasaan mengeluh yang berlebihan, malas beribadah, marah-marah, dan iri hati. Semua perasaan negatif itu dapat mengurangi pahala puasa kita.
Pembahasan: Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencelanya atau memeranginya, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang puasa’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
019
Tanya: Bagaimana cara agar kita bisa merasakan “manisnya” ibadah puasa?
Jawab: Dengan memaknainya lebih dalam daripada sekadar menahan lapar. Yaitu dengan memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersedekah, dan merasakan kebersamaan dengan umat Islam lainnya.
Pembahasan: “Manisnya iman” dirasakan oleh orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya. Puasa adalah salah satu sarana untuk mencapai keridhaan tersebut. (HR. Muslim).
020
Tanya: Apa yang harus kita lakukan jika merasa sangat berat di hari-hari pertama puasa?
Jawab: Bersabar, banyak berdoa memohon kekuatan kepada Allah, dan yakin bahwa setiap kesulitan akan diganti dengan pahala yang besar. Ingatlah bahwa tubuh akan beradaptasi setelah beberapa hari.
Pembahasan: Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10). Kesulitan dalam ketaatan adalah ujian yang akan melipatgandakan pahala.




















































