Download Gratis Worksheet Takdir yang Buruk

Loading

Download Gratis Worksheet Takdir yang Buruk

Jika kamu suka melakukan perbuatan buruk, maka takdir buruk akan menimpa kamu.

Manusia wajib beriman dan mempercayainya.

Manusia wajib berusaha untuk mendapat takdir Allah yang baik.

Dan menghindar dari takdir yang buruk.

  • Download Full Ebook
  • Karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com)
  • Dengan Donasi:
  • WA 0815 6148 165

Ebook Seri Brain Games Rukun Iman dan Rukun Islam
Download full ebook Seri Brain Games Rukun Iman dan Rukun Islam karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com) dengan donasi. WA 08156148165.

Quiz Memahami Takdir yang Buruk untuk Siswa SD dan SMP

Berikut adalah 15 soal quiz pilihan ganda tentang takdir yang buruk dalam perspektif Islam, dilengkapi dengan jawaban dan pembahasan yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadits sahih, dan pendapat ulama terkemuka:

Soal-soal Quiz

1. Dalam ajaran Islam, takdir yang buruk (musibah) sebenarnya merupakan:

a. Hukuman dari Allah SWT
b. Ujian dan tanda kasih sayang Allah SWT
c. Tanda Allah SWT marah kepada hambanya
d. Akibat perbuatan jahat orang lain

Jawaban: b. Ujian dan tanda kasih sayang Allah SWT

Pembahasan: Dalam Islam, musibah atau takdir yang tampak buruk hakikatnya adalah ujian dan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155-156: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali).”

2. Sikap seorang muslim yang benar ketika menghadapi takdir yang buruk adalah:

a. Marah dan menyalahkan Allah SWT
b. Putus asa dan menyerah
c. Sabar dan tawakal kepada Allah SWT
d. Menyalahkan orang lain

Jawaban: c. Sabar dan tawakal kepada Allah SWT

Pembahasan: Sikap yang benar ketika menghadapi takdir yang buruk adalah bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim). Sabar menunjukkan kekuatan iman dan kepasrahan kepada Allah SWT.

Baca juga:  Bermain Salju

3. Apa hikmah di balik takdir yang tampak buruk dalam pandangan Islam?

a. Menghapus dosa-dosa kita
b. Meninggikan derajat kita di sisi Allah SWT
c. Menguji kesabaran dan keimanan kita
d. Semua jawaban benar

Jawaban: d. Semua jawaban benar

Pembahasan: Dalam pandangan Islam, takdir yang tampak buruk memiliki banyak hikmah, diantaranya menghapus dosa-dosa, meninggikan derajat, dan menguji keimanan. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersama dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah juga menjelaskan bahwa musibah dapat meninggikan derajat seseorang di sisi Allah jika dihadapi dengan sabar dan tawakal.

4. Apa yang dimaksud dengan “Qadha dan Qadar”?

a. Hukum dan aturan Allah SWT
b. Ketetapan dan ketentuan Allah SWT
c. Pahala dan dosa manusia
d. Surga dan neraka

Jawaban: b. Ketetapan dan ketentuan Allah SWT

Pembahasan: Qadha adalah ketetapan Allah yang telah ditetapkan sejak zaman azali, sedangkan Qadar adalah perwujudan atau pelaksanaan dari ketetapan tersebut. Keduanya merupakan ketentuan Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, termasuk takdir yang baik maupun yang buruk. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qamar ayat 49: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (qadar).”

5. Dalam Islam, percaya pada takdir yang baik dan buruk merupakan bagian dari:

a. Rukun Islam ke-6
b. Rukun Iman ke-6
c. Syarat sah shalat
d. Syarat puasa

Jawaban: b. Rukun Iman ke-6

Pembahasan: Beriman kepada takdir yang baik dan buruk merupakan rukun iman yang ke-6. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, ketika Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang iman, beliau menjawab: “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” Tanpa keimanan kepada takdir, keimanan seseorang belum sempurna.

6. Ketika ditimpa musibah, ucapan yang dianjurkan dalam Islam adalah:

a. “Mengapa harus saya?”
b. “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn”
c. “Semoga orang lain juga merasakannya”
d. “Mungkin ini hanya kebetulan”

Jawaban: b. “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn”

Pembahasan: Ketika ditimpa musibah, seorang muslim dianjurkan untuk mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” yang artinya “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali”. Ucapan ini berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 156. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah: ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn, Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik’, melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim)

7. Berikut ini yang BUKAN merupakan contoh sikap yang benar dalam menghadapi takdir yang buruk adalah:

a. Berikhtiar (berusaha) mencari jalan keluar
b. Berdoa kepada Allah SWT
c. Menyalahkan takdir
d. Bersabar dan introspeksi diri

Baca juga:  Worksheet Malaikat Makhluk Yang Paling Patuh Pada Allah

Jawaban: c. Menyalahkan takdir

Pembahasan: Menyalahkan takdir bukanlah sikap yang benar dalam menghadapi takdir yang buruk. Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa sikap yang benar adalah menerima takdir Allah dengan ridha sambil tetap berikhtiar. Rasulullah SAW mengajarkan untuk senantiasa berusaha dan berdoa: “Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu merasa lemah.” (HR. Muslim). Introspeksi diri juga penting untuk evaluasi dan perbaikan diri.

8. Bagaimana cara Islam memandang takdir yang buruk dan musibah?

a. Sebagai tanda bahwa Allah tidak menyayangi hambanya
b. Sebagai cara Allah menguji dan mendekatkan hamba kepada-Nya
c. Sebagai bentuk ketidakadilan Allah
d. Sebagai bukti bahwa Allah tidak ada

Jawaban: b. Sebagai cara Allah menguji dan mendekatkan hamba kepada-Nya

Pembahasan: Islam memandang takdir yang buruk dan musibah sebagai cara Allah menguji dan mendekatkan hamba kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2-3: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” Para ulama seperti Imam Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa musibah adalah bentuk kasih sayang Allah untuk mendekatkan hamba pada-Nya.

9. Nabi yang terkenal dengan kesabarannya dalam menghadapi takdir yang buruk adalah:

a. Nabi Muhammad SAW
b. Nabi Yunus AS
c. Nabi Ayyub AS
d. Nabi Musa AS

Jawaban: c. Nabi Ayyub AS

Pembahasan: Nabi Ayyub AS terkenal dengan kesabarannya dalam menghadapi ujian dan takdir yang buruk. Beliau mengalami sakit parah dan kehilangan harta serta keluarga, namun tetap sabar dan tidak pernah mengeluh kepada Allah SWT. Allah SWT menyebutkan kisahnya dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 83-84: “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.’ Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”

10. Peristiwa apa yang menimpa Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai “tahun kesedihan” (Am al-Huzn)?

a. Tahun saat beliau diboikot kaum Quraisy
b. Tahun saat beliau kehilangan istri Khadijah dan paman Abu Thalib
c. Tahun saat beliau hijrah ke Madinah
d. Tahun saat beliau diusir dari Makkah

Jawaban: b. Tahun saat beliau kehilangan istri Khadijah dan paman Abu Thalib

Pembahasan: “Tahun Kesedihan” (Am al-Huzn) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tahun di mana Nabi Muhammad SAW mengalami dua kehilangan besar, yaitu wafatnya istri tercinta Khadijah binti Khuwailid dan pamannya Abu Thalib pada tahun ke-10 kenabian (619-620 M). Kedua orang ini sangat berarti bagi kehidupan dan dakwah Nabi. Meski ditimpa kesedihan mendalam, beliau tetap sabar dan terus berdakwah, mengajarkan kepada kita bagaimana menghadapi takdir yang buruk dengan ketabahan.

Baca juga:  Kebudayaan dan Kesenian Daerah Provinsi Banten

11. Apa yang dimaksud dengan “istirja” dalam konteks menghadapi takdir yang buruk?

a. Bersedih dan menangis
b. Mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn”
c. Berusaha mencari pertolongan
d. Menyerah pada keadaan

Jawaban: b. Mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn”

Pembahasan: Istirja’ adalah mengucapkan kalimat “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” ketika ditimpa musibah, yang artinya “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali”. Istirja ini diajarkan langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 156. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa mengucapkan istirja’ merupakan pengakuan bahwa diri kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, sehingga Allah berhak melakukan apa saja terhadap milik-Nya, dan kita sebagai hamba-Nya harus ridha dengan keputusan-Nya.

12. Mengapa Allah memberikan takdir yang buruk kepada orang yang dicintai-Nya?

a. Untuk menyiksa dan memberikan pelajaran
b. Karena Allah sebenarnya tidak menyayangi hamba-Nya
c. Untuk menghapus dosa dan meninggikan derajatnya
d. Karena hamba tersebut pantas mendapatkannya

Jawaban: c. Untuk menghapus dosa dan meninggikan derajatnya

Pembahasan: Allah memberikan ujian berupa takdir yang buruk kepada orang yang dicintai-Nya untuk menghapus dosa dan meninggikan derajatnya. Rasulullah SAW bersabda: “Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, Allah akan mempercepat hukuman baginya di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan pada seorang hamba, Allah akan menahan dosanya hingga ia dihukum nanti pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi). Imam Ibnu Qayyim juga menjelaskan bahwa ujian adalah tanda cinta Allah kepada hamba-Nya, sebagaimana orang tua yang mendisiplinkan anaknya karena sayang.

13. Apa yang dimaksud dengan konsep “Qada Mu’allaq” dalam kaitannya dengan takdir?

a. Takdir yang tidak bisa diubah
b. Takdir yang bisa berubah dengan usaha dan doa
c. Takdir yang hanya berlaku di akhirat
d. Takdir yang hanya berlaku bagi orang beriman

Jawaban: b. Takdir yang bisa berubah dengan usaha dan doa

Pembahasan: Qada Mu’allaq adalah konsep dalam Islam yang menjelaskan bahwa ada takdir yang bisa berubah dengan ikhtiar (usaha) dan doa. Ulama seperti Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa Allah telah menetapkan takdir, namun sebagian bisa berubah dengan sebab-sebab tertentu seperti doa dan ikhtiar. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW: “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan dinamika takdir yang Allah berikan ruang bagi manusia untuk berusaha dan berdoa.

14. Di antara sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan kesabarannya menghadapi takdir buruk berupa kebutaan adalah:

a. Abdullah bin Abbas
b. Abdullah bin Mas’ud
c. Abdullah bin Ummi Maktum
d. Abdullah bin Zubair

Jawaban: c. Abdullah bin Ummi Maktum

Pembahasan: Abdullah bin Ummi Maktum adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang buta sejak lahir namun memiliki semangat belajar dan mengajar yang tinggi. Beliau dikenal dengan kesabarannya menghadapi kebutaan dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai halangan untuk berkontribusi dalam penyebaran Islam. Allah SWT bahkan menurunkan teguran kepada Nabi Muhammad SAW terkait Abdullah bin Ummi Maktum dalam Al-Qur’an surat ‘Abasa ayat 1-10, yang menunjukkan betapa mulianya kedudukan Abdullah meskipun memiliki keterbatasan fisik.

15. Apa yang dimaksud dengan konsep “Hikmah di balik Musibah” dalam Islam?

a. Keyakinan bahwa setiap musibah pasti ada manfaat dan pelajaran berharga
b. Kepercayaan bahwa musibah hanya menimpa orang berdosa
c. Anggapan bahwa musibah adalah bentuk ketidakadilan
d. Pemahaman bahwa musibah hanya menimpa orang miskin

Jawaban: a. Keyakinan bahwa setiap musibah pasti ada manfaat dan pelajaran berharga

Pembahasan: Konsep “Hikmah di balik Musibah” dalam Islam adalah keyakinan bahwa setiap peristiwa yang tampak buruk pasti mengandung manfaat dan pelajaran berharga bagi yang mengalaminya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 216: “…boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menjelaskan bahwa musibah dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, introspeksi diri, dan melatih kesabaran.


Quiz ini dirancang untuk membantu siswa SD dan SMP memahami konsep takdir yang buruk dalam perspektif Islam dengan benar. Pemahaman yang tepat tentang konsep ini akan membantu siswa menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam kehidupan dengan ketabahan dan optimisme, serta menjadikan setiap pengalaman hidup sebagai sarana untuk tumbuh dan berkembang secara spiritual.

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!
juz amma for kids perkata_11zon