Siapa Nama Nabi yang Menerima Butiran Biji dari Surga?

Loading

baca buku online aku cinta rasul kisah teladan 25 nabi dan rasul jilid 118 Siapa Nama Nabi yang Menerima Butiran Biji dari Surga

Download full ebook di sini

Paket 25 Nabi dan Rasul_11zon
Download ebook anak Paket 25 Nabi dan Rasul

 Nabi Nuh menjadi sedih, Kan’an dan istrinya tidak mau beriman kepada Allah.

Suatu hari, datang Malaikat Jibril membawa butiran biji dari surga.

“Wahai Nuh, biji ini akan menjadi pohon raksasa bila ditanam.”

Apa yang dikatakan Jibril terbukti benar.

Ketika ditanam, pohon itu tumbuh menjadi pohon raksasa.

Dan selama pohon itu tumbuh, tidak ada seorang bayi pun lahir di tempat itu.

Mukjizat Ilahi di Bahtera Nabi Nuh: Kisah Biji Ajaib dari Surga dan Kehidupan Baru (Ujian Iman dan Bekal Peradaban)

Setelah Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun dan hanya sedikit kaumnya yang beriman, Allah SWT memerintahkan beliau untuk membangun sebuah bahtera raksasa. (Gambar: ebookanak.com)

Pengantar: Ketika Langit Menurunkan Berkah

Kisah Nabi Nuh alaihissalam adalah salah satu narasi paling fenomenal dalam sejarah kenabian, yang diceritakan dalam banyak kitab suci, termasuk Al-Qur’an. Setelah bertahun-tahun berdakwah tanpa henti dan menghadapi penolakan keras dari kaumnya yang ingkar, tibalah saatnya Allah SWT menunjukkan keadilan-Nya melalui azab banjir bandang. Namun, di balik dahsyatnya azab, terdapat mukjizat dan rahmat yang luar biasa bagi mereka yang beriman. Salah satu detail yang menarik dan sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana Nabi Nuh dan para pengikutnya mampu bertahan dan membangun kembali peradaban setelah banjir besar.

Kita akan menjelajahi salah satu aspek penting dari kisah ini: Nabi Nuh menerima butiran biji dari surga. Kisah ini bukan sekadar detail kecil, melainkan sebuah pelajaran besar tentang:

  • Pemeliharaan Ilahi: Bagaimana Allah SWT selalu menyediakan jalan keluar dan bekal bagi hamba-Nya yang taat.
  • Perencanaan dan Ketahanan: Pentingnya persiapan dan kemampuan untuk memulai kembali setelah bencana besar.
  • Keajaiban Penciptaan: Kuasa Allah yang mampu menciptakan kehidupan dari hal yang paling sederhana sekalipun.

Melalui artikel ini, kita akan membahas secara sistematis dan kronologis, dilengkapi dengan kuis interaktif, dan rujukan dari Al-Qur’an, Hadis sahih, serta tafsir ulama terkemuka.

Latar Belakang Singkat: Azab Banjir dan Kebutuhan Akan Kehidupan Baru

ebook Mengenal Nabi dan Rasul, Apa yang Diserukan Nabi Nuh pada Umatnya Saat Banjir Besar Tiba
Ketika air surut, yang tersisa hanyalah bahtera yang berlabuh di Gunung Judi, membawa serta Nabi Nuh, keluarganya yang beriman, dan pasangan-pasangan hewan. (Gambar: ebookanak.com)

Setelah Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun dan hanya sedikit kaumnya yang beriman, Allah SWT memerintahkan beliau untuk membangun sebuah bahtera raksasa. Perintah ini datang sebagai peringatan akhir bagi kaum yang ingkar dan sebagai persiapan bagi keselamatan orang-orang beriman. Banjir dahsyat yang menenggelamkan seluruh permukaan bumi menjadi akhir dari kaum yang durhaka, dan awal yang baru bagi Nabi Nuh serta para pengikutnya.

Ketika air surut, yang tersisa hanyalah bahtera yang berlabuh di Gunung Judi, membawa serta Nabi Nuh, keluarganya yang beriman, dan pasangan-pasangan hewan. Namun, di tengah kehancuran total, muncul pertanyaan fundamental: Bagaimana mereka akan memulai kehidupan baru? Dari mana mereka akan mendapatkan makanan? Bagaimana mereka akan bercocok tanam dan membangun kembali peradaban? Inilah titik di mana mukjizat butiran biji dari surga menjadi sangat relevan.

Baca juga:  Siaga Tsunami: Tiba-Tiba Ada Gempa

Kisah Butiran Biji dari Surga: Bekal Ilahi untuk Peradaban Baru

Meskipun Al-Qur’an tidak merinci secara eksplisit tentang “biji dari surga”, namun konsep ini banyak dibahas dalam riwayat-riwayat (kisah-kisah Nabi) dan kitab-kitab tafsir para ulama, yang seringkali menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis yang lebih umum tentang pemeliharaan Allah. Kisah ini sering ditemukan dalam referensi seperti Qisas al-Anbiya’ (Kisah Para Nabi) karya Imam Ibnu Katsir dan karya-karya tafsir lainnya yang mengumpulkan riwayat dari para sahabat dan tabi’in.

Inti dari kisah ini adalah bahwa setelah banjir surut, ketika bumi masih basah dan belum siap untuk ditanami, Allah SWT dengan kehendak-Nya yang Mahakuasa menyediakan bekal khusus bagi Nabi Nuh dan para pengikutnya untuk memulai pertanian.

Detail Kisah Butiran Biji:

  1. Kebutuhan Mendesak: Setelah berbulan-bulan di atas bahtera, persediaan makanan mulai menipis, dan bumi di luar bahtera tampak seperti lautan lumpur. Kebutuhan akan makanan dan kemampuan untuk bercocok tanam adalah prioritas utama.
  2. Permohonan atau Penunjuk Ilahi: Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Nuh memohon kepada Allah tentang bagaimana mereka akan bertahan hidup, atau bahwa Allah secara langsung mengutus malaikat Jibril.
  3. Turunnya Butiran Biji: Menurut beberapa riwayat, Allah SWT menurunkan butiran-butiran biji dari surga kepada Nabi Nuh. Biji-biji ini bukan biji biasa, melainkan memiliki sifat-sifat khusus yang memungkinkan pertumbuhan cepat dan hasil yang melimpah.
  4. Jenis Biji yang Diturunkan: Ada riwayat yang menyebutkan jenis biji spesifik, misalnya biji gandum dan biji kurma, yang merupakan makanan pokok dan sumber kehidupan penting di masa itu. Beberapa riwayat bahkan menyebutkan bahwa biji-biji ini memiliki kilau yang tidak biasa.
  5. Perintah untuk Menanam: Nabi Nuh diperintahkan untuk menanam biji-biji ini di tanah yang telah diwahyukan kepadanya atau di tempat-tempat yang mulai kering.
  6. Pertumbuhan yang Cepat dan Subur: Mukjizat terjadi saat biji-biji ini tumbuh dengan sangat cepat, menghasilkan panen yang melimpah dalam waktu singkat. Ini menjadi bekal makanan dan sumber kehidupan bagi Nabi Nuh dan para pengikutnya.

Relevansi Kisah

Kisah ini sangat relatable dengan anak-anak karena mengajarkan banyak nilai fundamental:

  • Harapan di Tengah Bencana: Bahkan setelah musibah besar, selalu ada harapan dan jalan keluar yang diberikan oleh Allah bagi mereka yang beriman dan berusaha.
  • Pentingnya Bersyukur: Menerima rezeki dari Allah, bahkan dalam bentuk biji-bijian, adalah alasan untuk bersyukur.
  • Belajar dari Alam: Anak-anak dapat belajar tentang siklus hidup tanaman, pentingnya pertanian, dan bagaimana makanan kita berasal dari bumi yang subur.
  • Ketekunan dan Kerja Keras: Meskipun biji datang dari surga, Nabi Nuh tetap harus menanam dan merawatnya. Ini mengajarkan bahwa mukjizat seringkali datang bersama dengan usaha manusia.

Kronologi Peristiwa Penting Terkait Biji dari Surga:

  1. Azab Banjir Berlalu: Air bah surut, dan bahtera Nabi Nuh berlabuh di Gunung Judi.
  2. Kebutuhan Mendesak: Nabi Nuh dan para pengikutnya menghadapi tantangan pasca-bencana: ketiadaan makanan dan lahan pertanian yang rusak.
  3. Wahyu Ilahi: Allah SWT, melalui wahyu atau malaikat Jibril, memberikan petunjuk kepada Nabi Nuh mengenai bekal kehidupan baru.
  4. Penerimaan Biji Surga: Nabi Nuh menerima butiran-butiran biji yang istimewa, kemungkinan besar gandum dan kurma, yang memiliki kemampuan tumbuh luar biasa.
  5. Penanaman Biji: Nabi Nuh dan para pengikutnya mulai menanam biji-biji tersebut di tanah yang mulai pulih.
  6. Pertumbuhan dan Panen Cepat: Dengan izin Allah, biji-biji tersebut tumbuh sangat cepat, memberikan panen yang melimpah sebagai sumber makanan utama.
  7. Fondasi Peradaban Baru: Hasil panen ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga menjadi fondasi bagi kehidupan pertanian dan pemukiman baru di muka bumi.

Data dan Sumber Referensi:

Meskipun kisah “biji dari surga” lebih banyak ditemukan dalam riwayat dan tafsir daripada ayat Al-Qur’an secara eksplisit, keberadaannya sangat populer dalam literatur Islam.

  • Al-Qur’an: Ayat-ayat yang menunjukkan pemeliharaan Allah terhadap Nabi Nuh dan pengikutnya pasca-banjir:
    • Dan difirmankan: “Wahai bumi, telanlah airmu, dan wahai langit (hujan), berhentilah.” Dan air pun surut, dan urusan (banjir) itu pun diselesaikan. Dan bahtera itu pun berlabuh di bukit Judi, dan difirmankan: “Binasalah orang-orang yang zalim itu.” (QS. Hud: 44)
    • Ayat ini menunjukkan akhir dari azab dan awal dari kehidupan baru, menyiratkan bahwa Allah menyediakan cara bagi mereka untuk bertahan hidup.
  • Tafsir Ibnu Katsir: Dalam Qisas al-Anbiya’ (Kisah Para Nabi) karya Ibnu Katsir, beliau seringkali mengutip riwayat dari ulama terdahulu dan tabi’in yang menjelaskan detail-detail seperti ini, meskipun tidak selalu berasal dari Hadis marfu’ (langsung dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam).
  • Sumber-sumber Lain: Banyak kitab sejarah dan tafsir lain, seperti Tarikh al-Umam wa al-Muluk karya Imam Ath-Thabari atau Al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibnu al-Atsir, juga mencantumkan riwayat-riwayat serupa yang melengkapi detail kisah para Nabi.
Baca juga:  Inilah Pesan Allah dalam Mimpi Nabi Yakub

Kisah-kisah semacam ini, meskipun tidak selalu didasarkan pada Hadis mutawatir, diterima dalam tradisi Islam sebagai kisah-kisah yang memperkuat iman (Israiliyat yang tidak bertentangan dengan syariat) dan membantu kita memahami kekuasaan Allah serta pemeliharaan-Nya yang luar biasa.


Mukjizat Butiran Biji dari Surga: Kisah Nabi Nuh a.s. dan Keteladanan Iman


Pendahuluan

Kisah Nabi Nuh a.s. bukan hanya tentang pembangunan bahtera besar yang menyelamatkan makhluk hidup dari banjir besar. Dalam beberapa riwayat dan tafsir, terdapat kisah spiritual mendalam yang jarang disorot, salah satunya adalah tentang butiran biji yang diberikan kepada Nabi Nuh dari surga. Kisah ini sarat makna, berkaitan dengan ketaatan, kesabaran, dan hikmah dalam menjalani perintah Allah. Artikel ini membahas kisah tersebut secara sistematis disertai kuis edukatif untuk memperdalam pemahaman.


Kisah Ringkas Nabi Nuh dan Biji dari Surga

Dalam kitab-kitab tafsir klasik seperti Tafsir al-Qurthubi dan Tafsir Ibn Kathir, serta atsar para salaf, disebutkan bahwa setelah banjir besar usai dan bahtera Nabi Nuh berlabuh di Gunung Judi (QS. Hud: 44), Allah SWT memberikan amanah kepada Nabi Nuh berupa butiran biji dari surga. Biji-biji ini disebutkan menjadi awal mula pertanian umat manusia pasca-banjir.

Butiran biji ini dipercaya sebagai benih untuk kehidupan baru di bumi. Meskipun kisah ini tidak dijelaskan secara eksplisit dalam ayat Al-Qur’an, namun riwayat-riwayat tafsir dan atsar ulama menyebutkannya sebagai mukjizat dan karunia Allah yang diberikan kepada Nabi Nuh a.s.


Kuis Edukatif: Nabi Nuh Menerima Butiran Biji dari Surga

baca buku online aku cinta rasul kisah teladan 25 nabi dan rasul jilid 117 Kenapa Istri dan Putra Nabi Nuh Bertikai dengan Nabi Nuh
Nabi Nuh a.s. diutus untuk mengajak kaumnya kepada tauhid (QS. Nuh: 1-2), karena mereka menyembah berhala seperti Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. (Gambar: ebookanak.com)

Soal 1

Apa alasan utama Allah SWT mengutus Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya?

A. Untuk mengajarkan cara bercocok tanam
B. Untuk membangun peradaban bahari
C. Untuk mengajak kaumnya menyembah Allah dan meninggalkan berhala
D. Untuk mempersiapkan umat menghadapi musim banjir

Jawaban: C
Pembahasan: Nabi Nuh a.s. diutus untuk mengajak kaumnya kepada tauhid (QS. Nuh: 1-2), karena mereka menyembah berhala seperti Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.


Soal 2

Apa yang dilakukan Nabi Nuh setelah banjir besar reda dan bahtera berlabuh?

A. Membakar bahtera
B. Meninggalkan bahtera dan pergi ke negeri lain
C. Berdoa dan memulai kehidupan baru
D. Menjual bahtera kepada penduduk setempat

Jawaban: C
Pembahasan: Setelah banjir besar berakhir, Nabi Nuh bersyukur dan berdoa (QS. Hud: 48), lalu mulai membangun kehidupan baru bersama orang-orang beriman.


Soal 3

Di manakah bahtera Nabi Nuh berlabuh menurut Al-Qur’an?

A. Gunung Ararat
B. Gunung Uhud
C. Gunung Judi
D. Gunung Sinai

Baca juga:  Alif Ingin Banyak Bersedekah dengan Uang Tabungannya

Jawaban: C
Pembahasan: Dalam QS. Hud ayat 44, disebutkan bahwa bahtera Nabi Nuh berlabuh di Gunung Judi.


Soal 4

Apa makna simbolik dari pemberian biji dari surga kepada Nabi Nuh?

A. Lambang kekuasaan atas tanah
B. Simbol kebangkitan peradaban dan harapan baru
C. Bukti bahwa surga itu nyata
D. Tanda bahwa Nabi Nuh ahli pertanian

Jawaban: B
Pembahasan: Biji dari surga melambangkan kehidupan baru, harapan, dan keberkahan. Ini merupakan awal peradaban setelah kehancuran akibat banjir besar.


Soal 5

Dalam literatur klasik Islam, dari manakah biji tersebut diyakini berasal?

A. Lumbung gandum Mesir
B. Ladang Palestina
C. Surga
D. India Kuno

Jawaban: C
Pembahasan: Biji tersebut diyakini berasal dari surga, sebagai karunia Allah untuk memulai kembali kehidupan umat manusia setelah banjir.


Soal 6

Apa nama salah satu ulama yang meriwayatkan kisah biji dari surga kepada Nabi Nuh?

A. Imam Syafi’i
B. Ibnu Katsir
C. Al-Ghazali
D. Imam Bukhari

Jawaban: B
Pembahasan: Dalam Tafsir Ibnu Katsir, terdapat penjelasan mengenai kisah-kisah yang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, termasuk kisah-kisah dari Bani Israiliyah yang tidak bertentangan dengan akidah.


Soal 7

Apa saja jenis tanaman yang dipercaya berasal dari biji yang diberikan kepada Nabi Nuh?

A. Gandum, kurma, anggur
B. Padi, jagung, apel
C. Pisang, kelapa, zaitun
D. Bawang, tomat, semangka

Jawaban: A
Pembahasan: Sebagian atsar menyebutkan biji-bijian tersebut mencakup tanaman pokok seperti gandum dan kurma yang sangat berguna bagi kehidupan.


Soal 8

Apa nilai akhlak yang bisa diambil dari kisah Nabi Nuh dan biji dari surga?

A. Keserakahan akan membawa keberuntungan
B. Ketekunan dan tawakal dalam menjalankan amanah
C. Kemarahan adalah senjata terbaik
D. Lebih baik menyerah daripada gagal

Jawaban: B
Pembahasan: Nabi Nuh memperlihatkan ketekunan, kesabaran, dan kepasrahan kepada Allah. Ia menanam biji-bijian dengan harapan dan keimanan penuh.


Soal 9

Berapa lama Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya?

A. 100 tahun
B. 500 tahun
C. 950 tahun
D. 80 tahun

Jawaban: C
Pembahasan: Dalam QS. Al-Ankabut: 14 disebutkan bahwa Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun.


Soal 10

Apa reaksi kaumnya terhadap dakwah Nabi Nuh?

A. Langsung bertobat
B. Menolak dan mengejeknya
C. Membantunya membangun bahtera
D. Mengusir Nabi Nuh dari desa

Jawaban: B
Pembahasan: Kaum Nabi Nuh mayoritas menolak dakwah beliau dan mengejeknya, bahkan saat ia membangun bahtera di tempat kering (QS. Hud: 38).


Soal 11

Apa pelajaran dari penanaman biji oleh Nabi Nuh?

A. Setiap usaha akan sia-sia
B. Iman bisa tumbuh seperti biji
C. Dunia harus ditinggalkan
D. Alam tak bisa diandalkan

Jawaban: B
Pembahasan: Penanaman biji adalah simbol bahwa iman, seperti tanaman, membutuhkan kesabaran, perawatan, dan keyakinan akan hasilnya dari Allah.


Soal 12

Apa nama anak Nabi Nuh yang menolak ikut ke bahtera dan akhirnya tenggelam?

A. Sam
B. Yafits
C. Kan’an
D. Ham

Jawaban: C
Pembahasan: Dalam QS. Hud: 42-43 disebutkan bahwa anak Nabi Nuh (Kan’an) enggan ikut dan memilih berlindung di gunung, namun akhirnya tenggelam.


Soal 13

Apa bentuk mukjizat utama yang dialami Nabi Nuh?

A. Bisa berjalan di atas air
B. Bahtera raksasa dan banjir besar
C. Membelah lautan
D. Menyembuhkan orang sakit

Jawaban: B
Pembahasan: Mukjizat Nabi Nuh adalah perintah Allah untuk membangun bahtera raksasa dan datangnya banjir besar yang menenggelamkan seluruh kaum kafir (QS. Al-Mu’minun: 27).


Soal 14

Apa hubungan antara biji surga dengan tugas kenabian?

A. Kenabian bersifat duniawi
B. Para nabi selalu diberi senjata
C. Amanah membangun peradaban spiritual dan material
D. Tugas nabi adalah mengumpulkan makanan

Jawaban: C
Pembahasan: Para nabi tidak hanya membimbing secara spiritual, tapi juga mengajarkan keterampilan hidup. Pemberian biji adalah simbol tanggung jawab membangun kembali peradaban.


Soal 15

Apa bentuk penghormatan Allah kepada Nabi Nuh dalam Al-Qur’an?

A. Disebut sebagai musuh setan
B. Diberi surah khusus
C. Dijadikan malaikat
D. Diangkat ke langit

Jawaban: B
Pembahasan: Nabi Nuh adalah salah satu nabi Ulul Azmi dan disebutkan dalam surah khusus bernama Surah Nuh (QS. Nuh), yang memperlihatkan kehormatan tinggi dari Allah SWT.


Penutup

baca buku online aku cinta rasul kisah teladan 25 nabi dan rasul jilid 119 Mukjizat Terjadi Saat Orang-Orang Membuang Kotoran ke Perahu Nabi Nuh
Dalam kehidupan modern, kita diajak untuk menanam kebaikan sebagaimana Nabi Nuh menanam benih dari surga. (Gambar: ebookanak.com)

Kisah Nabi Nuh dan butiran biji dari surga bukan hanya menceritakan mukjizat atau peristiwa luar biasa, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual mendalam: tentang iman, keteguhan, dan harapan. Dalam kehidupan modern, kita diajak untuk menanam kebaikan sebagaimana Nabi Nuh menanam benih dari surga.

Kisah Nabi Nuh menerima butiran biji dari surga, meskipun detailnya banyak ditemukan dalam riwayat dan tafsir, adalah sebuah narasi yang kuat tentang pemeliharaan Allah SWT, mukjizat Ilahi, dan awal mula peradaban baru. Kisah ini mengajarkan kita banyak hal, mulai dari pentingnya kesabaran, kerja keras, hingga keyakinan penuh akan janji Allah.

Pelajaran Utama dari Kisah Biji SurgaDeskripsiRelevansi Modern
Pemeliharaan IlahiAllah SWT senantiasa menjaga dan menyediakan rezeki bagi hamba-Nya yang beriman, bahkan dalam kondisi terdesak sekalipun.Menguatkan tawakal dan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya dari Allah.
Mukjizat dan RahmatMukjizat adalah bukti kekuasaan Allah yang tak terbatas, dan biji-biji ini adalah wujud rahmat-Nya untuk keberlangsungan hidup.Mengingatkan kita akan kebesaran Allah dan rahmat-Nya yang tak terhingga dalam kehidupan sehari-hari.
Ketekunan dan UsahaMeskipun biji datang dari surga, Nabi Nuh dan pengikutnya tetap harus menanam dan merawatnya. Ini menekankan pentingnya ikhtiar.Mendorong kita untuk tidak hanya berdoa, tetapi juga berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai tujuan.
Awal Mula PeradabanBiji-biji ini bukan hanya bekal makanan, tetapi fondasi bagi kehidupan pertanian dan pembangunan kembali masyarakat setelah bencana.Menginspirasi kita untuk bangkit dari kegagalan dan memulai hal baru dengan semangat.
Harapan dan OptimismeKisah ini memberikan pesan harapan yang kuat bahwa setelah badai pasti ada pelangi, dan kehidupan baru akan selalu bisa dimulai.Menanamkan sikap positif dan optimis dalam menghadapi tantangan hidup, terutama bagi anak-anak.

Kisah ini, yang sangat relatable, mengajarkan anak-anak dan kita semua untuk melihat kebesaran Allah di setiap aspek kehidupan, dan bahwa dengan iman serta usaha, kita dapat mengatasi setiap kesulitan.


Sumber Referensi:

  • Al-Qur’an: QS. Nuh, Hud, Al-Ankabut, Al-Mu’minun
  • Tafsir Ibnu Katsir
  • Tafsir al-Qurthubi
  • Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibnu Katsir
  • Atsar sahabat dan tabi’in dari literatur klasik Islam

 

 

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!
juz amma for kids perkata_11zon