Kenapa Istri dan Putra Nabi Nuh Bertikai dengan Nabi Nuh?

Loading

baca buku online aku cinta rasul kisah teladan 25 nabi dan rasul jilid 117 Kenapa Istri dan Putra Nabi Nuh Bertikai dengan Nabi Nuh

Download full ebook di sini

Paket 25 Nabi dan Rasul_11zon
Download ebook anak Paket 25 Nabi dan Rasul

 

Yang lain ikut mencela, “Lihat dirimu Nuh. Kamu hanya orang biasa, bukan malaikat, ataupun orang kaya. Untuk apa kami mengikutimu, sedangkan berhala kami memberikan kekayaan dan kemakmuran.”

Lalu mereka pergi meninggalkan Nabi Nuh As.

Istri dan putra Nabi Nuh yang bernama Kan’an marah.

Mereka merasa Nabi Nuh telah mempermalukan keluarga mereka.

“Ayah membuat aku dan ibu malu! Berhentilah memusuhi berhala itu, agar kita bisa hidup tenang.”


Kisah Pilu di Bahtera Nabi Nuh: Mengapa Anak dan Istrinya Menentang Dakwah? (Studi Kasus Kesetiaan dan Ketaatan dalam Keluarga)

Pendahuluan: Ujian Terberat Seorang Nabi

Kisah Nabi Nuh alaihissalam adalah salah satu narasi paling kuat dalam Al-Qur’an yang mengajarkan tentang kesabaran, keteguhan, dan pentingnya ketaatan kepada Allah SWT. Di antara banyak ujian yang beliau hadapi selama ribuan tahun berdakwah, salah satu yang paling berat adalah penolakan dari orang-orang terdekatnya, bahkan anggota keluarganya sendiri. Kisah anak dan istri Nabi Nuh yang menentang dakwah beliau bukan hanya sekadar narasi sejarah, melainkan pelajaran abadi tentang iman, hubungan keluarga, dan konsekuensi dari pilihan individu.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam kisah tragis ini, memahami akar penolakan mereka, dan mengambil hikmah berharga darinya. Kita akan membahas secara sistematis dan kronologis, dilengkapi dengan kuis interaktif, data relevan, dan rujukan dari Al-Qur’an, Hadis sahih, serta tafsir ulama terkemuka.

Siapakah Nabi Nuh alaihissalam? Nabi Ulul Azmi yang Penuh Kesabaran

Nabi Nuh adalah salah satu dari lima Nabi Ulul Azmi, yaitu para Nabi yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menghadapi cobaan dakwah. Allah SWT mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya yang telah tersesat dalam penyembahan berhala. Beliau berdakwah selama 950 tahun, menyeru mereka untuk kembali kepada tauhid, menyembah Allah Yang Maha Esa, dan meninggalkan praktik syirik.

Baca juga:  Ebook Seri Fiqih Anak: Asyiknya Aku Berwudhu, Bagaimana Cara Berwudhu (5)

Ciri Khas Dakwah Nabi Nuh:

  • Jangka Waktu yang Panjang: 950 tahun berdakwah menunjukkan kesabaran dan ketekunan yang tiada tara.
  • Peringatan Azab: Beliau berulang kali mengingatkan kaumnya tentang azab yang pedih jika mereka terus ingkar.
  • Pembangun Bahtera: Perintah Allah untuk membangun bahtera raksasa adalah puncak dari dakwahnya, sekaligus ujian keimanan bagi kaumnya.

Meskipun usianya yang panjang dan dakwahnya yang tak kenal lelah, sebagian besar kaumnya tetap ingkar. Bahkan, seperti yang akan kita bahas, penolakan ini juga datang dari lingkup terdekatnya.

Mengapa Anggota Keluarga Nabi Nuh Menentang Dakwah Beliau?

Ini adalah pertanyaan krusial yang sering muncul. Bagaimana mungkin seseorang yang begitu dekat dengan seorang Nabi, yang menyaksikan langsung mukjizat, keteladanan, dan kebenaran dakwahnya, justru memilih untuk menolak?

Faktor-faktor yang Diduga Menjadi Penyebab Penolakan:

  1. Kesesatan Akidah yang Mengakar: Kaum Nabi Nuh telah terjerumus dalam syirik yang sangat parah. Penyembahan berhala telah menjadi tradisi turun-temurun yang sulit diubah. Ini juga memengaruhi pola pikir anggota keluarga yang enggan meninggalkan keyakinan leluhur mereka.
  2. Kesombongan dan Ketidakpedulian: Sebagian dari kaumnya, termasuk anak dan istri Nabi Nuh yang menolak, diliputi kesombongan. Mereka meremehkan Nabi Nuh, menganggapnya sebagai orang gila atau penyihir, dan tidak mau mendengarkan nasihatnya.
  3. Pengaruh Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial yang didominasi kekafiran sangat berpengaruh. Anak dan istri Nabi Nuh mungkin terpengaruh oleh tekanan sosial, ejekan, dan penolakan massal terhadap dakwah beliau. Mereka mungkin merasa malu atau terasing jika mengikuti Nabi Nuh.
  4. Kurangnya Keyakinan Personal: Meskipun hidup berdampingan dengan Nabi Nuh, mereka tidak memiliki keyakinan personal yang kuat terhadap kebenaran risalahnya. Iman adalah urusan hati, dan hidayah sepenuhnya milik Allah.
  5. Perbedaan Jalan Hidup: Anak dan istri Nabi Nuh yang menentang mungkin memiliki gaya hidup, pandangan dunia, atau kepentingan yang berbeda dengan ajaran Nabi Nuh. Mereka lebih memilih kesenangan duniawi atau kekuasaan daripada kebenaran Ilahi.
Baca juga:  Apa Ancaman Kaum Madyan Kepada Nabi Syuaib?

Kisah Singkat Anak Nabi Nuh: Kan’an (atau Yam)

Al-Qur’an menyebutkan salah satu anak Nabi Nuh yang ingkar tanpa menyebutkan namanya secara eksplisit, namun dalam riwayat dan tafsir, ia sering disebut sebagai Kan’an atau Yam. Kisahnya sangat menyentuh dan menjadi pelajaran berharga.

  • Keengganan Mengikuti Perintah: Ketika Nabi Nuh memerintahkan keluarganya untuk naik ke bahtera, Kan’an menolak. Ia yakin bisa menyelamatkan diri dengan berlindung di gunung yang tinggi.
  • Dialog Terakhir: Terjadi dialog yang mengharukan antara Nabi Nuh dan anaknya yang ingkar. Nabi Nuh memohon kepada Allah agar anaknya diselamatkan, namun Allah menegaskan bahwa Kan’an bukanlah termasuk keluarganya yang beriman.
  • Tenggelam dalam Banjir: Kan’an akhirnya tenggelam bersama orang-orang kafir lainnya dalam banjir bandang yang dahsyat.

Kisah Singkat Istri Nabi Nuh: Wa’ilah

Al-Qur’an juga mengisyaratkan istri Nabi Nuh yang ingkar. Dalam banyak tafsir, ia disebut sebagai Wa’ilah. Perannya dalam menentang dakwah Nabi Nuh berbeda dengan Kan’an.

  • Pengkhianatan dan Informasi Rahasia: Wa’ilah tidak secara langsung menentang Nabi Nuh dengan kata-kata kasar atau penolakan terbuka di depan umum. Namun, ia dituduh mengkhianati suaminya dengan membocorkan rahasia atau informasi dakwah kepada kaum kafir.
  • Membantu Kaum Kafir: Ia secara tidak langsung membantu kaum kafir untuk merencanakan makar atau melemahkan dakwah Nabi Nuh.
  • Tidak Beriman: Esensinya, ia tidak memiliki iman yang sejati dan tidak mengikuti ajaran suaminya.

Kisah istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth alaihissalam disebutkan dalam Surah At-Tahrim ayat 10:

Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba Kami yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka kedua suaminya itu tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS. At-Tahrim: 10)

Ayat ini menegaskan bahwa ikatan keluarga tidak dapat menyelamatkan seseorang dari azab Allah jika mereka tidak beriman.

Kronologi Peristiwa Penting dalam Kisah Nabi Nuh dan Keluarganya

baca buku online aku cinta rasul kisah teladan 25 nabi dan rasul jilid 120 Banjir Nabi Nuh Dimulai dari Alat Penanak Roti di Dapur
Anak dan istri Nabi Nuh AS termasuk yang menolak naik ke atas perahu Nabi Nuh AS sehingga mereka ikut tenggelam diterjang air banjir yang amat dahsyat. (Gambar: ebookanak.com)

Untuk memahami konteks penolakan anak dan istri Nabi Nuh, mari kita susun kronologi peristiwa penting:

  1. Pengutusan Nabi Nuh: Allah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya yang menyembah berhala.
  2. Dakwah Ribuan Tahun: Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun tanpa henti, menyeru kaumnya untuk bertauhid.
  3. Penolakan Kaumnya: Sebagian besar kaumnya, termasuk anak dan istrinya yang ingkar, menolak dakwah beliau. Mereka mengejek dan mencemoohnya.
  4. Perintah Membangun Bahtera: Setelah bertahun-tahun berdakwah dan penolakan yang terus-menerus, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera besar. Ini adalah tanda akhir dari kesabaran Allah dan akan datangnya azab.
  5. Pembangunan Bahtera di Tengah Ejekan: Nabi Nuh membangun bahtera di tengah padang pasir, jauh dari air, yang membuat kaumnya semakin gila mengejek.
  6. Naik ke Bahtera: Ketika bahtera selesai, Nabi Nuh diperintahkan untuk membawa setiap pasangan hewan dan keluarganya yang beriman ke dalam bahtera.
  7. Penolakan Kan’an: Anak Nabi Nuh, Kan’an, menolak untuk naik ke bahtera, yakin bisa selamat di gunung.
  8. Banjir Dahsyat: Hujan lebat turun dari langit dan air memancar dari bumi, menyebabkan banjir bandang yang menenggelamkan semua orang kafir.
  9. Tenggelamnya Kan’an dan Istri Nuh: Kan’an dan istri Nabi Nuh yang ingkar, bersama dengan kaum kafir lainnya, tewas tenggelam.
  10. Berlabuhnya Bahtera: Setelah banjir surut, bahtera berlabuh di Gunung Judi.
  11. Kehidupan Baru: Nabi Nuh dan para pengikutnya yang beriman memulai kehidupan baru, menjadi nenek moyang manusia di muka bumi.
Baca juga:  Download Legal dan Printable Ebook Menulis Huruf Tegak Bersambung Kisah Nabi Muhammad 3 (14)

Data Statistik dan Relevansi Modern

baca buku online aku cinta rasul kisah teladan 25 nabi dan rasul jilid 121 Di Gunung Manakah Perahu Nabi Nuh Bersandar Setelah Banjir Surut
Hanya Nabi Nuh AS dan orang-orang yang beriman yang selamat dari banjir yang sangat dahsyat. (Gambar: ebookanak.com)

Meskipun kisah ini terjadi ribuan tahun lalu, relevansinya tetap abadi. Data modern, meskipun tidak secara langsung terkait dengan kisah Nabi Nuh, dapat memberikan perspektif tentang bagaimana keyakinan dan hubungan keluarga saling terkait:

Tabel 1: Faktor-faktor yang Memengaruhi Ketaatan Beragama (Studi Hipotetis)

Faktor PemengaruhTingkat Pengaruh pada Ketaatan Beragama (Skala 1-5)Contoh Relevansi dengan Kisah Nabi Nuh
Lingkungan Keluarga Beriman4.5Keluarga yang beriman cenderung mengikuti.
Lingkungan Sosial Mayoritas3.8Tekanan sosial bisa memengaruhi.
Pendidikan Agama4.2Kurangnya pemahaman bisa jadi alasan.
Pengalaman Spiritual Personal4.7Ketiadaan pengalaman spiritual pada Kan’an.
Kepentingan Duniawi3.5Prioritas duniawi di atas agama.

Catatan: Tabel ini bersifat hipotetis untuk ilustrasi, tidak berdasarkan data statistik riil terkait kisah Nabi Nuh.

Kesimpulan: Pelajaran Abadi dari Bahtera Nuh

Buku Pintar Aktivitas Anak Shaleh, Perahu Nabi Nuh (53)
Nabi Nuh AS bersama orang-orang beriman dan berbagai jenis binatang naik perahu besar untuk berlayar. (Gambar: ebookanak.com)

Kisah Nabi Nuh alaihissalam dan ujian terberatnya dengan anak serta istrinya yang menolak dakwah adalah salah satu narasi paling mendalam dalam Al-Qur’an. Dari kisah ini, kita belajar bahwa:

  • Hidayah Mutlak Milik Allah: Sebanyak apapun upaya seorang Nabi, atau siapapun orang tua, hidayah sejati adalah anugerah dari Allah dan merupakan pilihan personal setiap individu.
  • Iman Lebih Utama dari Ikatan Darah: Ikatan keimanan di hadapan Allah lebih kuat dan lebih penting daripada ikatan darah atau kekerabatan. Keselamatan di akhirat bergantung pada iman dan amal saleh, bukan pada status keluarga.
  • Tanggung Jawab Individu: Setiap jiwa bertanggung jawab atas pilihan dan perbuatannya sendiri. Tidak ada yang bisa menyelamatkan seseorang dari azab Allah kecuali iman dan ketaatan pribadinya.
  • Kesabaran dan Ketabahan dalam Dakwah: Kisah Nabi Nuh adalah teladan sempurna tentang kesabaran, keteguhan, dan tidak putus asa dalam menyampaikan kebenaran, meskipun menghadapi penolakan dari orang-orang terdekat.

 

 

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!
juz amma for kids perkata_11zon