Apa Pesan Terakhir yang Disampaikan Rasulullah Saw Sebelum Wafat?
- Updated: Desember 17, 2025
![]()


Menjelang bulan Juni, Rasulullah Saw. sakit parah.
Rasul pun sampai tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidurnya.
Rasulullah Saw. lalu menunjuk Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai imam di masjid.
Pada hari Senin, di bulan Juni, sakit Rasulullah Saw kian parah.
Keluarganya lalu berkumpul di sampingnya.
Dalam keadaan seperti itu, Rasul masih sempat menyampaikan pesan agar umat Muslim selalu berbuat baik.
Lisannya pun terus-menerus menyebut nama Allah Swt.
Fatimah, putri Rasul, mulai menangis.
Namun, Rasul menenangkannya.
Beliau mengucapkan La ilaha illallah.
Pada hari itu juga, Rasulullah Saw. wafat.
Bertepatan Senin 9 Juni 632 M atau 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah.
Usianya saat itu enam puluh tiga tahun.
KEUTAMAAN SAKIT
- Penghapus dosa dan salah.
- Mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt.
- Jalan menuju surga.
- Menghindarkan dari siksa neraka.
- Menambah kebaikan bagi orang muslim yang menjenguknya.
- Dikabulkan doanya.
Pesan Terakhir Rasulullah: Teladan yang Abadi untuk Kita Semua
Anak-anak yang shalih dan shalihah,
Pernahkah kalian merasa sedih saat harus berpisah dari seseorang yang sangat kalian sayangi? Nabi Muhammad ๏ทบ juga merasakan hal itu. Saat mendekati akhir hidupnya, beliau memberikan pesan-pesan terakhir yang sangat berharga kepada kita semua, umatnya. Pesan ini seperti peta harta karun yang menuntun kita hidup bahagia di dunia dan akhirat. Mari kita simak kisahnya.
Wasiat Terakhir yang Penuh Kasih
Beberapa hari sebelum wafat, sakit Rasulullah ๏ทบ semakin parah. Meski begitu, dengan kepala terikat kain karena demam tinggi, beliau masih bersemangat keluar untuk menemui dan menyampaikan pesan kepada para sahabat.
Berikut adalah beberapa pesan penting yang beliau sampaikan:
- Bersikap Baik kepada Sahabat Anshar: Beliau berpesan agar kita selalu berbuat baik dan memaafkan kesalahan sahabat Anshar. Mereka adalah orang-orang yang telah membantu perjuangan Islam sejak awal dengan penuh pengorbanan.
- Memilih Akhirat daripada Dunia: Rasulullah ๏ทบ mengingatkan tentang seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah antara kenikmatan dunia atau apa yang ada di sisi-Nya (akhirat), dan si hamba itu memilih akhirat. Ini mengajarkan kita untukย mementingkan bekal akhirat.
- Menjaga Shalat: Di atas pembaringannya, Rasulullah ๏ทบ berulang kali berpesan,ย “Jagalah shalat! Jagalah shalat!”. Shalat adalah tiang agama. Jika shalat baik, amalan lainnya akan baik. Jika shalat rusak, seluruh amalan bisa rusak.
Detik-Detik Penuh Makna Menuju Kekasih Allah
Di pagi hari Senin, Rasulullah ๏ทบ membuka tirai kamarnya. Beliau melihat para sahabat yang sedang shalat berjamaah dengan diimami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq. Wajah beliau tampak bersinar seperti lembaran mushaf. Melihat umatnya tekun beribadah, Rasulullah ๏ทบ tersenyum bahagia. Itulah pemandangan terakhir yang beliau lihat dari umatnya.
Kemudian, di pangkuan istri tercintanya, Aisyah, Rasulullah ๏ทบ mengucapkan doa terakhirnya: “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan pertemukanlah aku dengan Ar-Rafiq al-A’la (Sang Kekasih Tertinggi, yaitu Allah).” Doa ini beliau ulangi, lalu ruh beliau yang mulia pun kembali kepada Sang Pencipta.
Apa yang bisa kita pelajari dari detik-detik terakhir ini?
- Cinta pada Ibadah: Hingga akhir hayat, Rasulullah ๏ทบ sangat memperhatikan dan bahagia melihat umatnya melaksanakan shalat.
- Persiapan Menghadapi Kematian: Beliau mengajarkan kita untuk mengakhiri hidup dengan berzikir dan berdoa kepada Allah.
3 Pesan Utama untuk Anak Muslim
Dari kisah di atas, kita bisa mengambil tiga pelajaran utama yang bisa kita praktikkan sehari-hari:
- Shalat adalah Prioritas: Seperti wasiat terakhir Rasulullah ๏ทบ, jadikan shalat lima waktu sebagai kegiatan paling penting. Jangan sampai terlupakan karena main atau menonton. Shalat on time, ya!
- Bersikap Baik dan Pemaaf: Nabi ๏ทบ mengajarkan untuk berbuat baik dan memaafkan kesalahan orang lain, khususnya kepada mereka yang telah berjasa. Terapkanlah di rumah, sekolah, dan lingkungan bermain.
- Mencintai Akhirat: Meski kita boleh menikmati dunia, ingatlah bahwa hidup di dunia hanya sementara. Bekal terbaik untuk akhirat adalah amal shalih, seperti shalat, menghafal Quran, bersedekah, dan berbakti kepada orang tua.
Kegiatan Seru: “Aku dan Wasiat Nabi”
- Membuat Pengingat Shalat: Buatlah hiasan atau gambar bertuliskan “Aku Cinta Shalat” dan tempelkan di dekat jam atau meja belajarmu.
- Praktek Jadi Pemaaf: Jika ada teman yang meminta maaf, cobalah katakan,ย “Aku memaafkanmu, seperti wasiat Nabi Muhammad ๏ทบ.”
- Hafalkan Doa Nabi: Hafalkan dan bacalah doa terakhir Nabi ๏ทบ:ย “Allahumma-ghfirli, warhamni, wa alhiqni bir-rafiqil a’la.”ย (Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan Sang Kekasih Tertinggi).
Kesimpulan
Rasulullah ๏ทบ telah pergi, tetapi cinta, ajaran, dan teladannya tetap hidup selamanya dalam hati umat Islam. Pesan terakhir beliau adalah bukti betapa beliau sangat menyayangi kita. Beliau ingin kita menjadi anak-anak yang shalih, selalu mendirikan shalat, berakhlak mulia, dan siap menghadap Allah dengan senyuman.
Mari kita ikuti jejak langkah Nabi Muhammad ๏ทบ, agar kita bisa bertemu beliau di surga kelak. Aamiin.
Sumber Referensi Terpercaya: Kisah ini disusun berdasarkan riwayat-riwayat sahih dari kitab hadis Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, serta penjelasan dari para ulama dalam kitab sirah (sejarah Nabi) seperti ar-Rahiq al-Makhtum, sebagaimana dikutip dalam berbagai sumber edukasi Islam terpercaya.






















































One Comment