Sewidakloro dan Doa Bunda

Loading

Sewidakloro adalah gadis yang buruk rupa.

Sewidakloro adalah gadis yang buruk rupa.

Rambutnya hanya beberapa helai, bibirnya tebal, dan matanya juling.

Namun, ibunya sangat menyayanginya.

Setiap malam, ibu Sewidakloro menidurkannya dengan lagu yang indah.

Lagu itu menceritakan tentang Putri Sewidakloro yang cantik, berambut tebal, berbibir merah, dan bermata indah.

Sewidakloro selalu senang mendengar nyanyian ibunya.

Ia pun tertidur dengan lelap dan bermimpi indah.

Namun, penduduk desa selalu menghina Sewidakloro.

Tidak ada anak yang mau bermain dengannya.

Mereka malah mengejeknya sebagai hantu.

Sewidakloro amat sedih mendengar ejekan itu.

Hanya ibunya yang akan menenangkan hati Sewidakloro.

Ia akan berkata, “Anakku yang cantik, suatu hari nanti kau akan menjadi istri pangeran dan menghuni istana yang indah.”

Baca juga:  Aneka Kapal (4)

Sewidakloro tersenyum senang, “Benarkah itu, Ibu?”

Ibu Sewidakloro pun mengangguk.

Suatu hari, raja dikabarkan tengah mencari istri untuk pangeran.

Ibu Sewidakloro yakin bahwa anaknya yang akan dipilih oleh pangeran.

Penduduk desa menertawakannya.

Mereka pun mengadukan ibu Sewidakloro kepada raja.

Sang Raja menyuruh pasukannya menjemput Sewidakloro dan ibunya.

“Jika Sewidakloro benar secantik yang dikatakan ibunya, ia akan kuangkat menjadi istri anakku. Tapi, jika tidak, mereka berdua akan mendapat hukuman,” demikian kata raja.

Maka, Sewidakloro dijemput dengan tandu tertutup.

Penduduk desa yakin ia dan ibunya akan dihukum oleh raja.

Tapi, ibu Sewidakloro tersenyum senang.

Sepanjang perjalanan, ia berdoa.

Para bidadari terharu mendengar doa ibu Sewidakloro.

Baca juga:  Pangeran Katak dan Putri Rosa

Mereka pun turun dan mendandani Sewidakloro di dalam tandunya.

Sewidakloro dan ibunya pun tiba di istana.

Raja sendiri yang membuka tandu untuk melihat calon menantunya.

Betapa takjubnya raja ketika melihat Sewidakloro.

Ternyata, ia memang secantik seperti yang dikatakan ibunya.

Raja dan ratu amat senang.

Mereka pun menikahkan Sewidakloro dengan pangeran.

Sewidakloro dan ibunya amat bersyukur.

Keyakinan dan doa mereka kini telah terkabul.

(Tamat)

Pesan moral: Tanamkan selalui keyakinan dan nilai-nilai positif pada diri kita karena hal itu bisa membantu kesuksesan kita.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti & Kak Nurul Ihsan
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka (Jakarta, Indonesia) dan Penerbit Edukid Distributors Sdn. Bhd (Malaysia)
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com
Baca juga:  Download Ebook Brain Games Rukun Islam
jasa penerbitan buku online dan offline.

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!